Mohon tunggu...
Rahmat Maulana
Rahmat Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang hobby rebahan, banyak tidur, gampang cape, tapi banyak mimpi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wisata Dadakan Cipatani setelah New Normal Menjadi Primadona Baru untuk Masyarakat di Sekitar Tasikmalaya

23 November 2022   18:06 Diperbarui: 23 November 2022   18:13 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat terjadinya pandemi covid-19 yang menggemparkan bahkan terjadi hampir di seluruh dunia tidak terkecuali di negara kita yaitu Indonesia tidak luput ikut terkena wabah yang mematikan tersebut. Pemerintah Indonesia dipaksa berpikir secara instan dan juga cepat dan tepat karena wabah ini menyebar begitu cepat dan juga tidak pandang bulu. 

Orang-orang yang mengalami gejala virus ini biasanya mengalami kendala dan keluhan seperti sakit tenggorokan, sessak napas, gangguan perasa, bahkan bisa sampai mengalami kematian. Setalah virus tersebut masuk ke Indonesia ,pemerintah langsung membuat peraturan dan langkah yang begitu strategis untuk memotong dan memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Peraturan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia seperti pembatasan sosial, pembatasan berskala besar, menyuarakan kepada perusahaan dan juga umkm bahkan banyak pegawai yang bekerja dirumahkan. 

Keputusan pemerintah tersebut sangat berdampak bagi masyarakat. orang-orang mengalami kehilangan mata pencahariannya setelah adanya peratuan pemerintah tersebut, masyarakat  dipaksa untuk tidak keluar rumah selama pemutusan mata rantai covid 19.

Setelah 2 tahun mengalami dampak dari virus tersebut, pemerintah gencar terus-terusan menyuarakan dan juga mengsosialisasikan percepatan peyaluran vaksin kepada seluruh masyarakat ini. Bertepatan dengan itu pemerintah mengumumkan bahwa negara Indonesia telah masuk kepada masa New Normal, dimana kegiatan masyarakat telah normal secara bertahap. Begitupun dengan masyarakat Pagerageung, Tasikmalaya. 

Masyarakat Pagerageung berusaha menumbuhkan lagi perekonomian didaerah sekitar setelah vakum setelah kurang lebih 2tahun lamanya. Masyarakat Pagerageung berbondong-bondong membuat destinasi wisata alam untuk menumbuhkan perekenomian sekitar. 

Sekitar 3bulan masyarakat bergotong royong membbuat pariwisata dengan memanfaatkan alam di sungai dengan ditambah keindahan hamparan pesawahan dan juga dikelilingi dengan pegunungan yang begitu indah.

Apalagi disekitar kampung Pageragueng kab.Tasikmalaya ini sangat terkenal dengan pesonanya yang indah. Wisata ini dinamai dengan nama Wisata Alam Cipatani, cipatani ini menyuguhkan berbagai macam objek wisata seperti kolam renang alam dengan irigasi, baermain air, makan dengan keluarga dengan berbagai tempat makan yang unik, swa poto dan lain sebagainya. 

Sebenarnya pada awalnya objek wisata ini hanya ditujukan untuk masyarakat sekitar setelah 2 tahun tidak bisa berwisata karena pandemi covid, namun seiring berjalannya waktu menjadi primadona dan menjadi viral diwilayah kabupaten Tasikmalaya. 

Banyak sekali pengunjujng yang datang kesana dari berbagai daerah, apalagi dengan perkembangan zaman di era sekarang, apapun yang sedang viral pasti akan cepat diketahui oleh orang didaerah lain dengan cepat. Objek wisata ini bisa dimasukan kepada wisata yang begitu murah meriah, bagaimana tidak untuk masuk ke wisata alam cipatani ini kita hanya menggoroh kocek hanya Rp 5000.00 / orang. 

Wisata alam ini Ini menjadikan pilihan terbaik untuk keluarga anda saat ini ketika bingung untuk menentukan kemana akan berwisata didaerah tasikmalaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun