Makanya, mari memperebutkan kekuasaan. Agar kekuasaan tidak jatuh ke tangan orang-orang yang salah. Salah mengurus negara, salah mengurus rakyat, salah mengurus sumber daya alam.
Mau jadi apa negara ini, jika aturan dilanggar, konstitusi dilabrak, agama diinjak. Banyak yang terperangah tak percaya, ternyata salah pilih. Lalu mereka ramai-ramai kritik dan tarik dukungan.
Bagus. Memang pemimpin harus dikontrol dan dikritik sekeras-kerasnya. Kritik yang jauh lebih keras dan lebih dahsyat dibanding kritik kita ke teman debat di pojok diskusi kampus. Atau kritik kepada teman yang sekedar beda partai atau beda madzhab fiqh. Sebab rusaknya pemimpin berarti rusaknya negara dan hancurnya bangsa.
Capaian bulan pertama : monas diacak-acak, buang duit buat bikin heboh minister idol, pencaci ditangkap, KTP zonder kolom agama, subsidi BBM dicabut, kartu sakti yang sakit aturan, DPR tandingan, lalu apalagi ... ?
Tapi jangan khawatir Mr. President. Jika kau berhasil pimpin kami keluar dari krisis, angkat martabat bangsa setinggi-tingginya, dan hadirkan keamanan dan kesejahteraan, tentu dukungan 1 periode lagi tak akan memberatkan hati kami. Maka jangan bungkam kritik kami, jangan sandera kebebasan berpendapat kami. Karena itu ibarat obat kuat, kau kan kuat bersama kami, rakyat Indonesia yang mandiri dan berdaulat.
I Love You, Mr. President !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H