Mohon tunggu...
Rahma Tantri Diastiningtyas
Rahma Tantri Diastiningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - hai

hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Thrift Shop, Bergaya dengan Harga Murah

7 Januari 2022   07:19 Diperbarui: 7 Januari 2022   07:20 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tetapi banyak juga yang melakukan thrift shopping ini karena ingin selalu terlihat keren di setiap outfitnya namun dengan harga yang seminimal-minimalnya. Namun sebagian lagi melakukan thrift shopping ini beralasan ingin mencari pakaian-pakaian bermerek, namun dengan harga yang miring.

Para pelaku thrift shopping ini sangat terbantu untuk menghemat dan menyesuaikan budget dalam kebutuhan sandang, khususnya kebutuhan untuk bergaya kekinian dengan harga yang terjangkau bahkan dengan harga yang miring. Adanya thrift shop inipun meningkatkan kreativitas dan keahlian para pelakunya dalam mencocokan dan memilih outfit-outfit yang ada di pasar thrift shop. 

Fenomena thrift shopping yang ramai saat ini, dipengaruhi oleh perangkat komunikasi dan sosial media yang sudah sangat berkembang. Untuk itu, saat ini fenomena thrift shopping ini naik daun kembali, bahkan masyarakat sudah tidak malu lagi jika pakaian yang didapatnya hasil dari thrift.

Kegiatan thrift shopping ini dapat mengurangi tumpukkan sampah yang ada di bumi. Kegiatan ini pun dapat membantu mengurangi penggunaan air dan limbah dari proses produksi pada pakaian. 

Namun, di balik beberapa dampak positif tersebut, terdapat dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari kegiatan ini, yaitu bahwa produk pakaian bekas impor ternyata mengandung banyak bakteri yang bisa membahayakan kesehatan (Widodo, 2015). 

Selain berdampak pada kesehatan, penjualan barang bekas ini ternyata bisa berdampak negatif juga pada bidang ekonomi, yaitu terhambatnya pembangunan negara dari bea dan cukai. 

Maka dari itu, ketika adanya dan meningkatnya penyelundupan pakaian bekas tersebut, maka dapat mengurangi juga biaya untuk melaksanakan pembangunan (Hidayati, 2011).

Kini di platform instagram saja sudah banyak online thrift shop yang dapat ditemui dengan berbagai varian harga dan macam tergantung dari masing-masing toko online tersebut. 

Tidak hanya itu, di platform Youtube pun kini sudah banyak sekali ditemui vlog- vlog tentang thrift shop dari mulai vlog ketika berbelanja hingga vlog yang memperlihatkan outfit-outfit yang didapat dari thrift shop. Bahkan adanya fenomena ini di dunia online, dapat menjadi suatu pemicu seseorang untuk mengikuti tren ini juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun