Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anak Pejabat Harus Pamer Kekayaan, Jangan Dilarang!

15 Maret 2023   20:48 Diperbarui: 29 Maret 2023   00:15 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukan cuma rubicon saja tetapi kendaraan mewah lain layak dipamerkan. Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

Pamer kekayaan sedang jadi topik yang hangat diperbincangkan karena kasus penganiayaan anak seorang pejabat pajak yang setelah ditelusuri sering kali pamer barang mewah terkhusus kendaraan yang bermerek Rubicon.

Harta yang dipamerkan pasti membuat banyak spekulasi negatif karena kontrasnya dengan pegawai pajak yang bertugas menarik uang masyarakat tapi keluarganya malah pamer harta.

Dari pamer berfoto Rubicon itulah membuat KPK bergerak cepat segera memeriksa harta kekayaan para pejabat pajak lainnya.

Seperti jatuhnya jajaran balok domino membuat borok kementerian keuangan terkhusus pajak terbuka semua. Dampak yang besar memang dari hanya beberapa postingan di sosial media mereka.

Karena hal itu topik pilihan kompasiana saat ini membahas tentang bahaya pamer kekayaan dan menyarankan untuk tidak memamerkan harta kekayaan. 

Tapi saya agak kurang setuju pada larangan pamer kekayaan terkhusus pada para anak pejabat, seharusnya diharuskan pamer bagi mereka. Mengapa? Simak terus artikel ini sampai tuntas.

Pamer Kekayaan Dilihat dari Sisi Psikologis

Tapi sebelum lanjut terkait alasan mengapa anak pejabat harus pamer kekayaan agaknya kurang afdol jika tidak membahas pamer harta melalui sisi psikologis, mahasiswa psikologi harus menerapkan ilmunya dong.

Menurut penelitian dari Nurhayat & Noorrizki (2022) dari UMM tentang kaitan flexing atau pamer kekayaan dengan kepercayaan diri di media sosial, memberikan kesimpulan bahwa perilaku pamer kekayaan biasanya dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri orang yang memamerkan kekayaan tersebut.

Pamer juga bisa dimaknai sebagai ekspresi diri akan materi yang harus ditujukan kepada orang lain. Kalau dari teori Alfred Adler sih seseorang ingin terlihat superior untuk menutupi inferioritasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun