Hal tersebut memberi kesan bahwa sebenarnya orang yang pamer itu punya kelemahan yang hendak ditutupi dengan kekayaan mereka.
Jika dilihat dari bukunya Erich Fromm yakni Gagasan Tentang Manusia, kapitalisme merubah pandangan seseorang kepada fetisisme kebendaan.Â
Setiap orang dituntut untuk "memiliki" lebih banyak dan menghimpun barang untuk dirinya sendiri. Pamer menjadi ajang seseorang memberitahu kepada publik bahwa dia "memiliki" lebih banyak dan lebih baik dari orang lainnya.
Anak Pejabat Harus Tetap Pamer
Masuklah kita pada alasan mengapa anak pejabat harus tetap pamer kekayaan. Hal ini sebagai perkara sebab-akibat yang ada pada kasus sebelumnya.Â
Mari kita runut secara ringkas ya, anak pejabat yang terkena kasus tersebut sering pamer kekayaan lalu netizen mulai banyak mempertanyakan harta tersebut dan bamm... tranding topic memuncak di segala penjuru medsos. Akhirnya citra pemerintah menjadi turun karena viralnya hal itu.
Memakai sebab-akibat lagi maka KPK dengan cepat seperti kebakaran jenggot memeriksa lembaga yang bermasalah ini dan seperti menjaring ikan (harusnya tikus sih), akhirnya banyak menangkap para pejabat yang diduga punya harta "simpanan".Â
Lihatlah tangkapan besar dari borok bangsa ini yang berasal dari postingan rubicon yang diduduki manja anak pejabat tukang pukul ini, fantastis bukan.
Atas manfaat yang luar biasa ini lho kok masih ada yang melarang anak pejabat untuk pamer kekayaan? Jelas-jelas pamer kekayaan anak pejabat bisa memudahkan pekerjaan KPK.Â
So saya menunggu sebenarnya lho bukan hanya rubicon saja tapi mana ayo Lamborghini, Ferarri, Tesla atau sekalian jet pribadi postingan anak-anak pejabat.