Kasih sayang seorang ibu memang sangat berarti bagi kita. Tanpa kasih sayangnya kita tidak dapat berkembang dengan baik. Namun ada kalanya kasih sayang ibu tidak bisa kita pandang sebagai satu arah saja pada kebaikan individu.Â
Terkadang terdapat dualisme atau dua kecondongan pada kasih sayang ibu dimana satu sisi merupakan kebaikan namun di satu sisi juga buruk bagi perkembangan individu.
Saya akan membahas kasih sayang ibu ini menggunakan pendekatan psikologi khususnya memakai konsep Arketipe yang digagas oleh Carl Gustav Jung.Â
Sebelum memasuki topik pembahasan kita sebaiknya tahu terlebih dahulu makna Arketipe, yakni sebuah ketidaksadaran koletif yang ada pada manusia.
Intinya Arketipe sendiri merupakan kumpulan ingatan yang tersimpan dan membentuk suatu satuan ketidaksadaran di dalam diri kita. Pengaruhnya biasanya ada pada karakter diri kita dan kebanyakan orang tidak menyadarinya.
Terbentuknya Arketipe Ibu
Saat kita terlahir ke dunia maka kita akan diperlihatkan suatu tempat luas yang sama sekali asing bagi kita dan dalam keadaan yang lemah membuat kita merasa cemas, hal inilah mengapa bayi normal menangis waktu setelah dilahirkan.
 Lalu pada saat itulah penolong kita yang telah kita kenal sejak lama karena telah hidup selama sembilan bulan dengannya datang memberi kasih sayang.
Hal itulah yang menjadi satu dari demikian ingatan lama yang membentuk suatu arketipe tentang ibu. Jung dalam buku Empat Arketipe-nya menjelaskan bahwa simbolisasi arketipe ibu selain dari pribadi ibu juga terdapat pada makna kasih sayang, perlindungan, kesuburan, dan produktifitas.
Simbolisasi materi secara gamblang di dunia dapat kita lihat dari keberadaan dewi-dewi dan juga bentuk alam seperti ladang, mata air, taman, benda berongga dan lainnya.Â