Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mati Listrik kala Hujan

18 Maret 2022   19:12 Diperbarui: 18 Maret 2022   19:23 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com 

Kala hujan juga bawa gelap gulita
Dan juga guntur dan petir menyerta
Jadikan susah setiap mata
Hingga kadang berpikir sudah buta

Listrik jadi padam tinggalkan semua
Mengira hanya satu jam atau dua
Hujan buat cemas mereka yang tua
Pada anaknya yang tak kunjung pulang jua

Anggota keluarga dekati lilin
Ada yang menarik selimut karena dingin
Juga ada yang terkena debu lalu bersin
Hangatnya suatu keluarga mulai terjalin

Mati lampu buat semua takut
Jadikan perasaan jadi kalut
Jadikan ramai orang saling sikut
Buat mata lihat gelap hingga berkerut

Suka cita saat sudah menyala
Seolah telah pergi sebuah bala
Mati lampu seolah kita kembali purbakala
Walaupun ini hanya pemadaman berkala

Rahmad Alam, 18 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun