Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin Bawa Derita

24 Februari 2022   06:50 Diperbarui: 24 Februari 2022   06:53 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com 

Dalam suasana kala pancaroba
Segala insan tak pernah meraba
Akan bahaya yang datang menerpa
Buat mereka jadi orang nestapa

Yang mereka bangun telah rubuh
Ada yang rata menyeluruh
Oleh angin besar bergemuruh
Tidak bisa berlindung dinginnya subuh

Angin bawa semua atap perlindungan
Melemparkan jendela dan pintu sembarangan
Penghuni rumah jadi kebingungan
Mereka rasa sangat kehilangan

Ketabahan ku selalu doakan
Atas musibah yang menyakitkan
Dan juga yang hilang dapat tergantikan
Oleh Tuhan yang Maha Memberikan

Pilu tak dapat diingkari
Takdir tak dapat dipungkiri
Semoga sial telah pergi
Lalu datang berkah mengganti

*****
(Untuk korban angin puting beliung di desa Sandrem, kecamatan gantar, Indramayu)
Rahmad Alam, 24 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun