Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sendu Kala Hujan

2 November 2021   21:50 Diperbarui: 2 November 2021   22:00 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com 

Awan menutup pelita
Angin meniup suasana
Angkasa tidak memberi muka
Air menyerbu menjatuhi semua

Ku hirup aroma hujan
Aroma yang memberikan rasa nyaman
Walau kadang menjadi kesedihan
Datang jatuh dari awan

Sendu muncul kala hujan
Membalik senyum seorang perawan
Mendambakan kekasih tanda kesepian
Rasa dingin membutuhkan kehangatan

Nyanyian para katak bersahutan
Pertanda hujan juga kemenangan
Bahkan amfibi itu tak pernah kesepian
Beramai-ramai dan bersorak-sorai mereka merayakan

Berbahagialah kawan kala hujan
Karena hujan adalah tanda kasih
Kasih Tuhan kepada ciptaan-Nya
Dengan itu kita bisa mengerti rasa

(Rahmad Alam, 2 November 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun