Romantisme Berkendara
Siapa yang saat ini sering antar jemput si dia?. Romansa mengantar jemput si pujaan hati dengan kendaraan bermotor memang tiada duanya dalam masa percintaan ini.
 Mau itu di masa PDKT yang agak canggung, atau saat masa baru jadian yang lagi hangat-hangatnya, bahkan saat masa sehabis berantem dengan pasangan yang membuat kita laki-laki harus mendekatkan diri dengan dashboard motor. Masa-masa tersebut memberi kesan tersendiri diatas motor.
Percakapan romantis ala-ala si Dilan juga banyak terjadi diatas motor. Bahkan kita tahu bahwa Dilan melontarkan gombalan ikonik pertamanya kepada Milea juga saat berada diatas motor, pasti kita anak remaja tahukan saat Dilan mencoba "meramal" Milea.
 Namun kita tidak akan membahas lebih lanjut tentang romansa saat berada diatas motor ataupun cara menggombal diatas motor seperti di film Dilan.Â
Tapi kita akan membahas dampak romantisme tersebut dalam lingkungan hidup khususnya pengurangan emisi gas.
Dampaknya Terhadap Penambahan Kendaraan Bermotor
Seperti yang kita ketahui, dampak dari romantisme tersebut membuat setiap individu yang ingin memiliki pasangan akan mengupayakan untuk memiliki kendaraan bermotor.Â
Hal ini mungkin bukan faktor utama namun tetap menjadi salah satu faktor yang unik untuk dibahas.
Faktor lainnya seorang individu untuk membeli kendaraan bermotor mungkin karena untuk kepraktisan transportasi dan agar meningkatkan status sosial orang tersebut.
 Dan untuk faktor status sosial tersebut memiliki kaitan dengan romantisme berkendara, dikarenakan kita pasti tahu bahwa perempuan khususnya pasti memilih pasangan dengan kendaraan bagus untuk menandakan status sosial yang tinggi dimata orang lain.
Terjadi peningkatan kendaraan bermotor sejak dua tahun terakhir. Seperti yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ditahun 2019, terjadi penambahan unit kendaraan sebanyak 7.108.236 unit atau meningkat 5,3 persen menjadi 133.617.012 unit dari tahun sebelumnya sebanyak 126.508.776 unit.
Data penjualan yang dimiliki oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada tahun 2020, menunjukkan mungkin populasi kendaraan sedikit menurun dikarenakan akibat  pandemi Covid-19.
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Pencemaran Lingkungan
Walaupun terjadi pengurangan jumlah pembelian kendaraan bermotor namun tidak membuat penambahan kendaraan bermotor dimasa depan menjadi terhenti selamanya.
 Karena kita ketahui bahwa penurunan tersebut dikarenakan wabah pandemi Covid-19 yang mungkin sebentar lagi dapat ditanggulangi sehingga dapat memperbaiki ekonomi dan daya beli masyarakat pada kendaraan bermotor.
Selain itu, emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor juga cukup berdampak pada lingkungan kita.
 Emisi ini membuat polusi yang menyebabkan beberapa kerusakan seperti pemanasan global dan kesehatan. Kerusakan tersebut membawa kerugian materi yang lumayan besar.
Seperti yang dikatakan Direktur Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, M.R. Karliansyah saat diliput Merdeka.com pada 13 November 2020 lalu, bahwa kerugian yang disebabkan pencemaran udara karena kendaraan bermotor mencapai Rp 38,5 triliun dalam analisis KLH tahun 2020.
Menghambat Net-Zero Emission
Romantisme berkendara motor yang mengakibatkan peningkatan pembelian kendaraan bermotor ini pada akhirnya akan menghambat upaya net-zero emission yang sedang diusung pemerintah.Â
Net-zero emission adalah upaya pemerintah yang bertujuan agar Indonesia dapat mencapai emisi nol bersih.
Dilansir dari Bisnis.com pada 24 Agustus 2021 lalu (24/10/21), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyampaikan bahwa skenario net-zero emission paling optimal akan dicapai pada tahun 2060.
Keberlangsungan lingkungan yang sehat merupakan tugas kita semua. Seharusnya kita tidak boleh egois demi hanya memadu kasih sesaat tapi tidak mau tahu terhadap emisi gas kendaraan kita.Â
Memang saat kita pacaran, dunia serasa milik berdua dan yang lain hanya mengontrak.
Kita mestinya harus mengerti bahwa hidup kita sesaat dan akan dilanjutkan oleh anak-cucu kita. Kita harusnya malu saat menceritakan masa percintaan kita mengendarai kendaraan bermotor kepada anak atau cucu kita yang saat masa mereka terkena dampak perubahan iklim dan gangguan kesehatan karena polusi.
Mungkin percakapan kita kepada anak atau cucu kita akan seperti ini,
"Dulu kakek sering jemput nenek kamu naik motor kakek yang keren. Romantis sekali waktu itu kakek bawa jalan nenek kamu keliling kota. Yah walaupun motor kakek banyak asapnya karena butut tapi kami senang naik motor berdua diterpa udara segar ".
Lalu cucu kita yang lucu akan menjawab seperti ini," Oh jadi gara-gara kakek sekarang zaman ku jadi  panas begini!".
 Saya tidak menyalahkan dan memaksa Anda untuk tidak berkendara khususnya kendaraan bermotor untuk menjemput pacar Anda namun alangkah kita memperhatikan emisi gas buang alih-alih membeli kendaraan bermotor yang mungkin tidak terlalu diperlukan saat ini dan hanya untuk kenyamanan memadu kasih semata.
Sebagai ganti kendaraan bermotor yang punya emisi gas, kendaraan berikut dapat kita gunakan untuk berpacaran: Â Â
1.Bersepeda
Pada masa pandemi ini bersepeda mulai digemari khalayak dikarenakan manfaatnya untuk menjaga imunitas. Bersepeda dengan pacar merupakan salah satu kegiatan yang positif karena selain dapat memadu kasih juga dapat menjaga kesehatan. Jadi yuk ajak pacarmu sepedahan!.
Tapi jika pacarmu rumahnya kelewat jauh seperti di bekasi yang berbeda galaksi dengan tempatmu tinggal, mungkin ide ini kurang cocok.
2.Menggunakan Kendaraan Umum
Mungkin naik kendaraan umum agak terlihat miskin dan kurang keren namun hal tersebut tidak seberapa dibandingkan dengan terjaganya lingkungan dimasa depan.Â
Menaiki kendaraan umum seperti bis, angkot, dan kendaraan lainnya terbukti mengurangi masalah kemacetan dan polusi udara.
Jadi, tidak usah malu mengelilingi kota bersama si dia dengan kendaraan umum.
3.Menggunakan Kendaraan Bermotor Listrik
Bagi kamu yang ingin terlihat kaya dan memang kaya, maka menggunakan kendaraan satu ini dapat dipilih. Kendaraan bermotor listrik lebih ramah lingkungan daripada kendaraan bermotor dan memiliki pajak yang lebih rendah pula.
Nanti pujaan hatimu yang kamu beri tumpangan akan berkata, " Wah sayang kamu kaya dan ramah lingkungan banget!". Â
Begitulah mungkin usulan dari saya untuk mendukung net-zero emission melawan romantisme berkendara motor.
 Perlu kita ketahui bahwa mungkin saat kita pacaran, dunia serasa milik berdua dan hal tersebut sah-sah saja jika tidak mengganggu orang lain. Tapi yang harus kita ketahui bahwa urusan emisi gas ini tugas kita bersama.
Janganlah kita berpikir bahwa dunia ini milik berdua jika kita masih membuang emisi gas sembarangan.
 Pacaran hanyalah serangkaian momen menuju ke pernikahan untuk melanjutkan keturunan dan jangan sampai keturunan kita yang tidak berdosa menuai kesalahan kita.
*****
(Rahmad Alam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H