Mohon tunggu...
No Name
No Name Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mari kita semua berjuang melawan "pembodohan" dan "penindasan". Cukup tuangkan tulisan Anda ke Kompasiana berarti Anda telah berjuang melawan "pembodohan" dan "penindasan". http://facebook.com/rahmat.hidayat.aldino

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

“Bersahabat” dengan Mahasiswa Baru = “Logo”?

10 September 2012   05:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:41 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sambutan yang Manis

Selamat datang para mahasiswa baru angkatan 2012. Selamat menempuh pendidikan Anda di tingkat yang lebih tinggi di Unversitas ini, kami akan selalu bersahabat dan membantu Anda apabila mengalami kesulitan-kesulitan dalam perkuliahan.” Seperti itulah kata pertama yang dilontarkan dekan fakultasku kepada para mahasiswa barunya, karena saya berada di jurusan Ilmu Politik di Universitas tersebut.

Seperti para calon anggota-anggota dewan atau seperti kampanye para Presiden dan Wakil Presiden, mereka terus mengumbar tentang rasa nyaman dan aman yang akan kami rasakan di kampusnya, berkat kata-kata tersebutpun pada awalnya kami merasa sangat aman dan akan merasa nyaman belajar di Universitas ini.

Berbagai mata kuliah yang telah dirancang dalam satu paket bagi mahasiswa baru guna mempermudah para mahasiswa baru ini dalam menjalani perkuliahannya di awal-awal semester. Berbagai keringanan pun banyak sekali ditawarkan sekali lagi untuk meyakinkan para mahasiswa baru ini tentang kenyamanan belajar di Universitas tersebut. Segala kelebihan pun di ungkapkan didepan kami (mahasiswa baru) kalau menoleh keperbandingan mungkin ada 75:25 pemaparan dekan fakultas tentang kebaikan dan keburukan fakultas yang menjadi pimpinannya.

Mulai Merasakan

Di awal-awal mata kuliah atau sebut saja kuliah perdana mahasiswa baru tahun ajaran 2012 pun dimulai, karena pada mulanya hanya rasa kenyamanan yang kami rasa maka kamipun teramat kagum dan “sempat” meyakinkan diri bahwa inilah tempat belajar yang saya idam-idamkan sejak dulu, ruangan berpendingin udara (AC), dosen tak lagi menjelaskan secara tempo doeloe atau hanya menjelaskan-mencata, tetapi kali ini kami mera benar-benar canggih telah di lengkapi dengan proyektor. Kami menikmati sekali menit-demi menit pada mata kuliah perdana, semuanya terlihat sangat aktif sehingga kepasifan menjadi hal yang sangat minoritas ditengah-tengah kami.

Beberapa hari berlalupun akhirnya telah tiba. Selasa, 4 Agustus 2012 para senior-senior dari himpunan mahasiswa politik inipun masuk ke ruang kuliah kami dengan penuh senyuman merekah di wajahnya, dan mengiring kami ke luar lapangan agar tak terlalu sempit katanya. Ya, pada awalnya kami sangat akrab, tapi ini belum mulai.

Keesokan harinya, perasaan senang tersebut seketika berubah menjadi rasa khawatir yang sangat memuncak dibenak kami. Satu persatu senior senior itu masuk ke ruangan kuliah kami seakan-akan “tanpa adab” mereka berteriak-teriak sehingga kami sempat hening, saya menebak pasti tak satupun dari kami merasa biasa-biasa saja meskipun salah seorang teman yang saya tanya merasa biasa-biasa saja dengan hal tersebut.

Seakan-akan meruntuhkan semangat kami menuntut ilmu di kampus dan dijurusan mereka sendiri, jiwa kami seakan-akan “terusir” karena tidak terima dengan perlakuan seperti itu. Soe Hoek Gie , seorang mahasiswa yang juga merupakan aktifis di kampusnya pun pernah berkata Masih terlalu banyak mahasiswa bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.”

Jadi apakah tindakan-tindakan kalian didasarkan pada ormas, teman seidiologi, kelompok tertentu dan menekan mental para mahasiswa baru kalian ? Bukankah mereka yang baru memasuki kampusmu ingin mulai bersahabat dan membiasakan diri dengan baik terhadap lingkunanmu di kampus, maka janganlah kami para senior-senior “menindas” adik-adikmu yang baru datang dari sekolah menengah.

Apakah anda ingin mempertahankan budaya himpunan jurusan anda ? budaya yang nampaknya sangat anarkis terhdapat adik-adik kalian yang baru masuk ke universitas. Buanglah budaya-budaya itu dan mulailah mencari dan memperbaharui budaya himpunan kalian dengan budaya yang lebih arif dan jauh dari kekerasan terhdap adik-adik juniormu.

Lupakan kekerasan yang kamu alami di masa lalu dan jangan lakukan hal itu kembali kepada adik-adikmu seakan kalian menuntut balas atas apa yang dilakukan seniormu terdahulu kepadamu. Mulailah menjadi manusia yang bisa berbuat bijak kepada sesama mulai dari kampusmu sendiri terkhusus lagi dari jurusan ilmu yang kamu dalami.

~~~Curhat Hati Mahasiswa Baru~~~

Universitas Hasanuddin

Fisip 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun