[caption caption="Sinopsis film American Hero (2015)"][/caption]Menjelang momen pergantian tahun 2015 menuju 2016, saya akhirnya tidak jadi mengajak istri dan anak-anak liburan ke luar kota. Saya hanya membeli beberapa keping DVD kualitas original film Hollywood di sebuah pusat perbelanjaan yang letaknya tidak jauh dari rumah.
Salah satunya film berjudul American Hero (2015) yang dibintangi Stephen Dorff. Ya, sejak kecil hingga memiliki empat anak, saya tetap suka dengan film-film bertema hero dan superhero. Itulah alasan kenapa film ini dibeli, karena ada kata “Hero” di judulnya...:)
Film ini mengisahkan tentang tokoh bernama Melvin, pria dengan kemampuan telekinetik yang hidup di New Orleans. Dalam film berdurasi 1 jam 26 menit, narasi ceritanya menggambarkan tentang superhero paling realistis yang diproduksi Hollywood yang pernah saya tonton. Jauh lebih humanis dan dramatis dibanding Hancock (2008) yang dibintangi Will Smith.
Menurut saya, pandangan tentang Amerika Serikat sebagai Land of Dreams atau negeri impian hanyalah sebatas dongeng masa lalu. Negeri yang memperingati kemerdekaan setiap 4 Juli itu tetaplah negeri yang bisa jatuh dan terpuruk, tidak seindah yang ditonton di film-film Hollywood. Dengan mengetik kata kunci yang tepat dan menutupnya dengan klik kiri di Google, Anda bisa menemukan dengan mudah potret kemiskinan di Amerika Serikat.
Kembali ke narasi film American Hero...
Meski memiliki kemampuan super, Melvin digambarkan tidak menggunakan kelebihannya dengan aksi heroik untuk menumpas kejahatan di kota tempat tinggalnya. Ia justru digambarkan kacau sejak awal, suka mabuk-mabukan dan tidur sembarangan termasuk di bongkaran bangunan yang kumuh.
Selama bertahun-tahun, Melvin justru tenggelam dalam dunia minuman keras, obat-obatan terlarang dan prostitusi. Sederhananya, Melvin adalah potret superhero yang gagal dalam segala hal, termasuk menjadi ayah dari putra tunggalnya.
Titik balik baru terjadi, ketika Melvin berhasil melewati masa krisis dari kematian. Melvin terjaga melihat peredaran obat bius di daerahnya mulai mendekati kehidupan putra sematar wayangnya. Hal ini menyentak Melvin untuk membersihkan jalan-jalan di New Orleans dari peredaran obat-obatan terlarang.
Niat Melvin ini sempat mendapat ganjalan, lantaran para mafia penjual obat-obatan tersebut melakukan aksi perlawanan dengan menembak sahabat dekatnya yang cacat dan berkursi roda. Peristiwa ini sempat memukul Melvin untuk kembali ke dunia minuman keras, obat-obatan dan perempuan.
Namun semangat untuk memperjuangkan kehidupan anaknya membuat Melvin akhirnya dapat kembali membumihanguskan para mafia bandar obat-obatan terlarang di kotanya.
Ending film ini pun jauh natural dan humanis, karena Melvin akhirnya bisa mendapat ijin dari mantan istrinya yang berkulit hitam untuk menjemput putra semata wayang mereka.