Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa pktj tegal

hobi berlari dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film: Kisah Menarik dari Demonstran Seo Hok Gie

2 Desember 2022   05:22 Diperbarui: 2 Desember 2022   08:33 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.retorika.id/pop-culture_2022-03-30_film-%E2%80%98gie%E2%80%99-sebuah-tontonan-wajib-untuk-mahasiswa-fisip.html

Film Soe Hok Gie adalah sebuah film Indonesia yang dikeluarkan pada tahun 2005. Film ini menceritakan catatan dari demonstran yang di tulis langsung oleh Soe Hok Gie. Tokoh seorang demonstran yang tumbuh  di sebuah keluarga keturunan tionghoa yang tidak begitu kaya dan tinggal di Jakarta. di peran kan oleh Nicholas Saputra. Film ini rilis pada tanggal 14 Juli 2005 dan mendapatkan tiga penghargaan pada Festival Film Indonesia 2005.

Film ini  menceritakan kisah hidup dari pemuda bernama Soe Hok Gie. Soe Hok gie adalah seorang pemuda keturunan Tionghoa yang berkembang dan tumbuh dari pergolakan masa orde lama saat pemerintahan Soekarno dan juga orde baru saat pemerintahan Soeharto. Soe Hok Gie lahir tanggal 17 Desember 1942 di Jakarta pada saat berlansung nya arus politik yang kejam antar nasionalis, komunis dan agama

Film Soe Hok Gie menceritakan perjuangan dari seorang demonstran yang melawan ketidakadilan di Indonesia. Film ini dibuka dengan adegan saat tahun 1956 yang dimana pada saat itu Soe Hok Gie masih duduk di bangku SMP. Dalam pelaksanaan pembelajaran nya Soe Hok Gie selalu menyebarkan pendapat bahwa terdapat perbedaan antara pengarang dan penerjemah, akan tetapi pendapat Soe Hok Gie tersebut selalu ditolak oleh guru tersebut dan Soe Hok Gie pun menerima hukuman dengan mendapat pengurangan nilai akibat dari mengkritik kesalahan gurunya. Dapat diketahui bahwa Soe Hok Gie memiliki pendirian yang keras dapat dilihat dari kritik keras yang dilakukannya kepada guru yang otoriter tersebut.

Setelah lulus sekolah dibangku SMP saat tahun 1959 Soe Hok Gie langsung melanjutkan Pendidikan pada tigkat SMA yang bernama Colloese Casinius yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kolase Kasinius adalah sekolah swasta yang berdiri sejak tahun 1927. Singkat cerita pada tahun 1963 Soe Hok Gie melanjutkan Pendidikan pada tingkat pekuliahan di Universitas Indonesia. Dimasa kuliah Soe Hok Gie adalah aktivis kritis dalam melakukan kritik rezim pelopor kemerdekaan Indonesia yaitu pemerintahan Soekarno. Pemerintahan Soekarno yang diktator membuat hak rakyat masyarakat miskin menjadi terinjak injak dan hal yang berbau tentang korupsi, ketidakadilan sosial,  dan penyalahgunaan kekuasaan merupakan topik kritik tajam di media. Saat berlansung konflik PKI, Soe Hok Gie dan teman-teman bersikeras untuk mereka bersifat netral. Teman kecil Soe Hok Gie yang bernama Han bergabung dalam PKI untuk mencari pekerjaan, sehingga Soe Hok Gie membujuk han untuk bersembunyi dan meninggalkan PKI akan tetapi, han tidak menerima saran Soe Hok Gie dikarenakan Han tidak tahu tentang konsekuensi yang akan terjadi.

Saat kejadiaan jatuhya rezim Ir. Soekarno pada tahun 1965 yang kemudian digantikan oleh presiden Soeharto yang membuat segala perubahan membuat kondisi Indonesia menjadi kacau walaupun pembangunan terlihat dan merata. Soe Hok Gie hanya bisa sadar dan termenung bahwa pihak militer telah banyak ikut campur dalam pemerintah dan hal ini sangat disayangkan oleh Soe Hok Gie. Pola pikir Soe Hok Gie mulai terbebani oleh berbagai pihak karena orang-orang mulai mennyesuaikan diri dengan rezim yang baru. Dengan pola pikir idelis Soe Hok Gie inilah yang membuat wanita yang dicintainya mulai meninggalkannya dan para teman-teman. Karena banyaknya permasalahan yang dihadapinya mulai dari teman, negara dan asmaranya, Soe Hok Gie pun memutuskan untuk pergi mendaki gunung sumeru bertujuan untuk mendekatkan diri dengan alam dan melupakan segenap permasalahan. Namun sayangnya, pendakian gunung tersebut merupakan pendakian gunung terakhir Soe Hok Gie, kecintaan Soe Hok Gie terhadap alam membawanya kembali kepada sang pencipta. Gie meninggal saat di gunung sumeru pada tanggal 16 Desember 1969 kebetulan sehari sebelum hari ulang tahunnya.

Film ini sangat bagus dan menarik untuk di tonton karena mengandung banyak nilai nilai keteladanan yang bisa di contoh untuk menjadi seorang pemimpin seperti patriotisme dan kemanusian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun