Di dalam ruang lingkup Sekolah Guru terkadang harus sering berubah – ubah peran tergantung kondisi dari pada kesulitan dari murid – murid yang diajarkan. Dari pada itu seringkali guru harus pintar menyesiasati perubahan peran yang ada.
Guru adalah orang tua di sekolah yang akan selalu membimbing anak – anak didiknya di dalam kelas, untuk membantu membentuk watak, budi, akhlak, dan kepribadian anak didiknya, sehingga ia tahu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Serta untuk mengisi intelektual anak didiknya dengan sejumlah ilmu pengetahuan.
Dalam tujuannya menurut Prof. Dr. H. BUYA HAMKA seorang Guru dalam mendidik memiliki dua dimensi, yakni agar anak didiknya bahagia di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia harus menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu beribadah. Oleh karena itu, segala proses pendidikan pada akhirnya bertujuan agar dapat menuju dan menjadikan anak didik sebagai abdi Allah. Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam, sama dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri, yakni untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Seorang guru pun harusnya dapat membuat materi atau bahan ajaran. Untuk merealisasikan tujuan pendidikan maka perlu adanya seperangkat materi yang perlu diberikan kepada anak didik untuk kemudian diinternalisasikan dalam kehidupan rill anak. Materi-materi keimanan Islam harus benar-benar tertanam dalam diri anak didik sejak sedini mungkin sehingga potensi keagamaan akan dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan dapat menghasilkan suatu pandangan sikap hidup yang bertendensi pada nilai-nilai religi.
Guru adalah seorang sahabat untuk anak didiknya. Guru yang baik adalah guru yang tidak hanya memposisikan dirinya sebagai seorang pengajar akan tetapi juga sebagai sahabat untuk anak didiknya. Sahabat yang bisa dibilang selalu ada di saat anak didiknya selalu membutuhkannya. Masing-masing anak didiknya pasti memiliki kepribadian yang berbeda serta beragam masalah yang berbeda juga. Dari sinilah guru mulai menjalankannya perannya sebagai sahabat anak didiknya, dimana guru dapat memahami kepribadian anak didiknya yang berbeda-beda dan mendengar serta memberi solusi atas masalah yang di hadapi anak didiknya. Memang bukanlah sutu hal yang mudah untuk kita dalam memahami setiap kepribadian dan masalah yang di hadapi anak didiknya, akan tetapi dengan cara seperti itulah yang membuat hubungan batin antara guru dan anak didiknya lebih terikat.Kita tahu bahwa anak didiknya sangat mengharapkan gurunya dapat menghargai segala usaha yang mereka lakukan selama proses belajar mengajar di sekolah. Mereka butuh perhatian,dorongan semangat, dan rasa kasih sayang dari gurunya. Maka dari itu, para anak didiknya sangat membutuhkan guru yang tidak hanya sekedar mengajar akan tetapi juga bisa menjadi sahabat yang selalu ada ketika mereka butuhkan.
Semoga kita sebagai guru selalu bisa menempatkan diri yang terbaik untuk anak -  anak didik kita yang kita ajar dan dapat menghantarkan anak – anak didik menjadi anak yang terbaik untuk dirinya dan sekitar. Aamiiin YRA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H