Kita semua pasti punya memori di dalam pikiran dan otak kita. Memori yang ada bisa saja memori yang membahagiakan, menjengkelkan, atau menyeramkan. Namun, apakah kamu pernah berpikir kenapa kita bisa mengingat suatu memori dengan sangat jelas, tapi lupa dengan memori yang lain?
Untuk menguji memori mu coba ingat, saat jam istirahat siang tadi apa yang kamu makan? Pasti hampir semua orang ingat apa yang mereka makan tadi siang. Tapi, bagaimana jika pertanyaanya diubah menjadi, 8 hari yang lalu apa yang kamu beli atau masak untuk makan malam?
Kita semua yakin bahwa untuk pertanyaan kedua, semua orang pasti tidak ingat jawabannya. Tapi kenapa bisa begitu? Mengapa kita bisa mengingat beberapa hal, namun yang lain tidak? Dan mengapa ingatan pada akhirnya hilang secara perlahan?
Begini Memori Terbentuk
Ketika kita mengalami sesuatu seperti zoom meeting dengan sejumlah orang, pengalaman itu diubah menjadi energi listrik yang kemudian bergerak cepat di jejaring neuron. Informasi itu lalu tiba di ingatan jangka pendek, yang bisa tersimpan dari manapun. Mulai dari beberapa detik hingga beberapa menit.
Kemudian energi tersebut dikirim ke ingatan jangka panjang melalui area bernama hippokampus, dan akhirnya ke beberapa bagian penyimpanan di dalam otak. Neuron di seluruh otak berkomunikasi di tempat khusus dinamakan sinapsis menggunakan neurotransmitter khusus.Â
Jika 2 neuron berkomunikasi berulang kali, terjadi hal yang menakjubkan yaitu efisiensi dari komunikasi keduanya makin meningkat. Proses ini kemudian disebut potensiasi jangka panjang, yang dianggap sebagai mekanisme bagaimana ingatan disimpan dalam jangka panjang.
Begini Memori Itu HilangÂ
Umur adalah salah satu faktor yang membuat memori kita hilang perlahan. Saat kita menua, sinapsis mulai goyah dan melemah, yang kemudian mempengaruhi seberapa mudah kita bisa mengingat ingatan.Â
Ilmuwan menyatakan beberapa teori tentang alasan mengapa hal ini terjadi. Dari terjadinya penyusutan otak, hippokampus kehilangan 5% dari neuronnya setiap sepuluh tahun atau total kehilangan sebesar 20% neuron. Begitu kita berusia 80 tahun terjadi penurunan produksi neurotransmitter, seperti asetilkolin, yang penting untuk proses belajar dan mengingat.Â
Perubahan yang terjadi mempengaruhi cara orang mengambil informasi yang tersimpan. Umur juga berpengaruh dalam kemampuan membuat ingatan. Ingatan diserap paling kuat saat kita memperhatikan dengan seksama. Contohnya seperti saat kita sangat terlibat dalam suatu kegiatan atau saat informasi yang kita proses sangat bermakna bagi kita. Masalah kesehatan fisik dan mental, cenderung meningkat saat kita menua, mengganggu kemampuan kita untuk memperhatikan sesuatu.Â
Penyebab masalah ingatan lainnya adalah stres kronis. Saat kita berhadapan dengan beban kerja dan tanggung jawab berlebih, tubuh kita menjadi siaga berlebih. Respons ini telah berkembang dari mekanisme fisiologis yang dirancang agar kita bisa bertahan dari saat genting.Â