Jika kamu tipe orang yang lebih menghargai kebebasan dan tidak ingin bekerja di ruang kantor dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore, maka ada kemungkinan menjadi freelancer merupakan pilihan karir yang tepat untuk kamu.Â
Bahkan sebuah survei tahun 2016 menemukan bahwa mereka yang bekerja lepas karena pilihan lebih bahagia daripada orang-orang dalam pekerjaan tradisional, khususnya dalam hal hal-hal seperti kemandirian dan fleksibilitas dalam hal di mana dan kapan mereka bekerja.
Namun, sebelum melompat begitu saja menjadi freelancer dalam ekosistem Gig Economy, terdapat beberapa hal yang perlu kamu tahu dan pahami terlebih dahulu. Berikut hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika kamu memutuskan untuk menjadi pegawai lepas.
Pertama, Kamu harus memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Keterampilan itu bisa sama universalnya dengan mengendarai mobil hingga menjadi spesialis ahli bedah saraf. Jadi tidak terbatas pada bidang tertentu saja. Sehingga, semakin banyak orang yang menginginkan keahlian Kamu, dan semakin sedikit orang lain yang memilikinya, semakin besar kesempatan kamu untuk menetapkan harga atas layanan yang kamu berikan.
Kedua, kamu harus mengubah pola pikir kamu menjadi pola pikir seorang pengusaha. Sebelum kamu dapat melakukan suatu pekerjaan, tentu kamu harus menemukan klien mu terlebih dahulu. Dan untuk mendapatkan klien pertama mu, maka kamu harus membutuhkan kemampuan pemasaran, negosiasi kontrak, membangun jaringan klien yang puas, dan seluruh rangkaian keterampilan administratif seperti manajemen proyek, manajemen waktu, dan akuntansi.
Terakhir, jika kamu mampu, kamu bisa menganggarkan sejumlah pendapatan yang kamu miliki untuk hal-hal seperti asuransi, baik untuk kamu dan keluarga kamu. Pekerja lepas atau freelancer tidak secara otomatis mendapatkan fasilitas yang ditawarkan oleh beberapa pekerjaan bergaji, seperti liburan berbayar atau cuti sakit, asuransi jiwa, biaya kuliah, atau rencana pensiun.
Jadi Freelancer atau Karyawan Tetap?
Meskipun freelancing menawarkan banyak keuntungan  serta terlihat menjanjikan, khususnya untuk kamu yang tidak suka suasana "kantor". Namun, terdapat sejumlah hal yang harus kamu pertimbangkan kembali sebelum keluar dari pekerjaan tetap mu saat ini. Dan memutuskan untuk menjadi freelancer.
Fleksibilitas
Hidup kamu mungkin tidak akan sefleksibel yang kamu pikirkan. Sebagai contoh, jika kamu seorang ojol, kamu mungkin dapat memilih kapan kamu akan bekerja. Tetapi tidak dengan caranya. Aplikasi memberikan rekomendasi rute mana yang harus kamu ambil, memberikan kamu semacam "ancaman" dengan peringkat pelanggan yang renda, serta menetapkan tarif kamu. Tarif yang mereka tetapkan mungkin lebih rendah daripada gaji yang kamu dapat ketika kamu bekerja sebagai karyawan tetap.
Upah/Tarif
Terkait upah sendiri, seorang freelancer tidak dapat atau sulit mengetahui berapa banyak uang yang akan mereka dapat. Penghasilan mereka bermacam-macam, tergantung pada beberapa faktor seperti lokasi dan sisitem dari platform atau aplikasi itu sendiri. Berdasarkan sebuah studi pada tahun 2018, pendapatan rata-rata pengemudi Uber turun dari sekitar $22 per jam menjadi sekitar $12 per jam, Â setelah pendapatan mereka dikurangi oleh biaya yang ditetapkan Uber. Hasil tersebut didapat setelah para peneliti menganalisi data dari aplikasi Uber yang berisi data 740 juta perjalanan oleh 1,8 juta pengemudi antara 2015 dan 2017.
Kondisi Kerja
Untuk kondisi kerja sendiri akan berbeda antara satu apilkasi atau platform dengan aplikasi yang lain. Sebagai contoh terdapat suatu perusahaan di Brasil yang bernama Perusahaan 99. Perusahaan ini mengoperasikan platform berbagi tumpangan yang digunakan banyak orang untuk mengirimkan paket. Syarat dan ketentuan perusahaan mengharuskan pengirim dan pengemudi bertanggung jawab atas segala sesuatu yang bisa terjadi, termasuk hal-hal seperti jika paket dicuri.
Bagaimana? Apakah kamu masih tertarik untuk terjun ke dalam dunia freelancer dan menjadi bagian dari Gig Economy? Atau kamu nyaman dan senang dengan pekerjaan yang kamu miliki sekarang?Â
