Mohon tunggu...
Bare minimum writer
Bare minimum writer Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

The past is just a story we tell ourselves -Samantha-

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Begini Sains Melihat Hubungan yang Tidak Direstui Orang Tua

19 Oktober 2022   10:28 Diperbarui: 19 Oktober 2022   10:40 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Chewy on Unsplash   

Begini Sains Melihat Hubungan yang Tidak Direstui Orang Tua-Pernahkah kamu diberitahu oleh seseorang untuk tidak melakukan sesuatu, tetapi di akhir kamu tetap melakukannya? Contohnya, ketika kamu dinasehati oleh teman kamu agar tidak kembali lagi berhubungan dengan mantan kamu karena ia buruk dan lain sebagainya, tetapi kemudian kamu tidak mendengarkan nasihat teman mu itu, dan kembali berpacaran dengan mantan mu itu. Terdengar familiar bukan?

Reactance Theory

Psikolog menilai fenomena itu sebagai teori reaktansi atau reactance theory. Reaktansi adalah suatu keadaan yang terjadi ketika orang merasa kebebasan mereka terancam, dan keadaan tersebut mendorong mereka untuk berbuat sesuatu yang mereka anggap dapat memulihkan kebebasan mereka tersebut.

Reaksi tersebut kadang muncul dalam bentuk frustasi biasa atau argumen langsung, tapi respon yang paling umum dan sering terjadi adalah mereka melakukan hal yang orang lain larang. Kebiasaan ini dapat dilihat di tempat umum, seperti ketika orang-orang mengabaikan protokol kesehatan yang mereka anggap terlalu berlebihan. Tetapi, ada suatu situasi di mana sesuatu yang dilarang membuatnya menjadi kurang menarik untuk dilakukan.

Restu Orang Tua dalam Hubungan

Psikolog di Universitas Colorado, pada tahun 1972, ingin mengetahui apakah hubungan romantis yang tidak direstui dan ditekan oleh orang tuanya lebih dapat bertahan atau tidak. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mereka menyurvei 140 pasangan yang berkomitmen dengan tingkat kebahagiaan yang beragam. Hanya sebagian pasangan yang melaporkan adanya penolakan dari orang tua mereka selama 6 bulan penelitian. Meskipun demikian, mereka melaporkan bahwa rasa sayang terhadap satu sama lain meningkat selama periode waktu tersebut.

Para peneliti memberi nama fenomena tersebut efek Romeo dan Juliet. Pemberian nama tersebut karena hasil dari penelitian tersebut mirip dengan cerita Romeo dan Juliet yang sebagian besar dimotivasi oleh reaktansi.

Social Network Effect

Setelah penelitian tersebut dipublikasi, studi-studi lain yang meneliti hal serupa berpendapat bahwa kebalikannya juga benar. Faktanya, hubungan romantis jangka panjang dapat diprediksi dari ada tidaknya restu dari keluarga dan teman pasangan tersebut. Fenomena itu disebut sebagai efek jaringan sosial atau Social Network Effect.

Mengapa bisa reactance kalah oleh Social Network Effect? Kita semua mungkin berpikir bahwa kita lebih menghargai hubungan yang telah ada sejak lama dibandingkan dengan hubungan yang baru akan dibangun. Tapi, pada kebanyakan kasus teman dan keluarga yang tidak setuju terhadap suatu hubungan hanya akan memberikan pendapat negatif atau secara pasif tidak mendukung hubungan tersebut. Jarang terjadi pilihan dramatis antara kita atau mereka. Dalam hubungannya dengan keluarga, kebanyakan orang yang mempunya hubungan baik dengan orang tuanya merasa mereka dapat mengabaikan nasihat orang tua mereka tanpa adanya konsekuensi serius, sementara itu orang yang memiliki hubungan buruk dengan orang tuanya tidak peduli dengan apa yang orang tua mereka pikirkan.

Bagaimana Jika Hubungan Kita Tidak Direstui?

Jika hubungan yang tidak direstui besar kemungkinan akan gagal, apakah ini berarti kita tidak tidak bisa berjuang untuk menjalin hubungan dengan orang yang kita suka? Pada kasusnya, ini berbeda antara orang yang satu dengan lain. Salah satu teori menyatakan bahwa sebenarnya ada dua jenis reaktansi.

1. Defiant Reactance

Melakukan kebalikan dari suatu hal yang dilarang secara impulsif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun