Mohon tunggu...
Rahmat Fauzi
Rahmat Fauzi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pengaruh Individualisme sebagai Dampak Globalisasi terhadap Budaya Gotong-royong

11 November 2016   23:45 Diperbarui: 12 Juli 2017   12:37 4016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel



Kata gotong royong sangat tidak asing di telinga kita. “ bersatu kita teguh bercerai kita runtuh ” kalimat tersebut singkat namun maknanya dapat tergambar dengan jelas. Persatuan adalah landasan semangat yang sejak dulu digunakan oleh para pejuang untuk membangun bangsa. Budaya gotong royong merupakan salah satu perwujudan nyata dari semangat persatuan masyarakat Indonesia.

Namun sejak era globalisasi kata gotong royong semakin jarang dan asing kita dengarkan di telinga kita saat ini. Gotong royong dapat diartikan dengan mengerjakan sesuatu secara bersama-sama, tetapi akibat dampak globalisai budaya ini lambat laun mulai luntur. Globalisasi adalah suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Dampak negative era globalisai salah satunya adalah sikap individualisme.

Individualisme adalah merupakan satu paham yang menerangkan bahwa seseorang yang mementingkan hak pribadinya tanpa memperhatikan orang lain. Individualisme ini juga menjelaskan bagaimana seseorang hidup tanpa adanya sosialisasi dengan orang lain. Individualisme itu sendiri merupakan bentuk keegoisan seseorang dalam melakukan segala hal. 

Dengan sikap egoisnya itu, orang-orang itu tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya untuk dapat hidup bersosialisasi dengan dirinya. Sikap seperti inilah yang dapat memudarkan solidaritas dan kesetiakawanan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong dan sebagainya. Dampak negative yang dihasilkan dari pola hidup individualis itu sendiri yaitu: kehilangan rasa solidaritas terhadap sesama, egoisme yang tak terbatas, terasingkan dari kehidupan sosial, kesulitan dalam bersosialisasi.

Lunturnya semangat kegotong royongan di masyarakat perlu segera diantisipasi dengan memperkuat komitmen kita bersama untuk terus menumbuhkan semangat peduli terhadap sesama, meneguhkan rasa tanggung jawab bersama dan memantapkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih baik. Maka dari itu kita sebagai pemuda indonesia harus menumbuhkan sifat gotong royong mulai dari diri kita sendiri dengan cara saling tolong menolong, bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, menumbuhkan sikap sosialisasi dengan masyarakat dan mengenyampingkan sikap individualisme yang tertanam dalam diri kita, karena kita hidup untuk mengasihi sesama manusia dan bukan untuk hidup menyendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun