Mohon tunggu...
Rahma Sofiannisa
Rahma Sofiannisa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran 2010. Kampanye Pangan Lokal. \r\n\r\nTravelling. i travel. i write. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

K-pop, Twitter, dan Generasi Muda

19 Mei 2013   13:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:21 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kpop.

Korean pop. Hallyu Wave. All about Korea.


Sebagai pengguna twitter, salah satu hal yang saya lakukan ialah saat membuka akun ialah melihat Trending Topic Indonesia. Apa sih hashtag yang lagi hangat dibicarakan hari ini oleh para tweeps?? Dan tentunya anda-anda disini sering liat kan hastag2 bertema korea dengan huruf-huruf hangul yang kurang dimengerti. Hebatnya hashtag2 itu sering ada di no.1 atau no.2. Setelah mengamati dan mencari tahu sana-sini, biasanya hashtag tersebut tentang hari ulang tahun k-pop idol,  konser-konser kpop di belahan dunia lain ataupun tentang kemenangan kpop idol tersebut di berbagai acara musik...

Saya sendiri mendengarkan kpop, tapi bukan seorang "kpop freak". Tidak ada hal yang salah dengan menjadi k-popers menurut saya, karena tidak selamanya k-pop itu buruk. Diluar berbagai kontroversinya (oplas, lipsync dll), saya akui memang ada beberapa kpop idol yang mempunyai suara bagus, lagu dengan refrain yang adiktif dan memiliki tingkat kreativitas yang sangat tinggi.

Persaingan seorang kpop idol untuk menjadi "idol" luar biasa ketatnya di korea. Bahkan di beberapa agensi besar, seorang idol memerlukan waktu trainee bertahun-tahun hingga akhirnya dapat debut menjadi idol. Setelah debut, masalah untuk mempertahankan eksistensi muncul, karena tiap tahunnya boyband/girlband yang debut bisa mencapai puluhan grup. Perlu suatu "keunikan" bila mau bertahan bila tidak mau menjadi buih di lautan kpop.

Mengapresiasi k-pop bukan suatu hal yang salah. Hal yang menurut saya salah ialah, mencintai kpop secara berlebihan, memuja kpop idol (bahkan terobsesi), dan melupakan negeri-nya sendiri. Dunia k-popers Indonesia sendiri tidak jauh dari twitter. Bahkan mungkin bagi hampir sebagian k-popers, twitter adalah dunianya yang menurut mereka "fake world with honest feeling". Jumlah k-popers di twitter sangat banyak, terbukti dengan sangat mudahnya hashtag2 itu bertengger di papan atas TT Indonesia. Semua orang bisa mengakses twitter dengan mudah dengan adanya wifi dan handphone2 masa kini dengan teknologi 3G dengan akses internet sangat cepat.

Kadang saya miris, melihat tingkah laku k-popers yang berlebihan itu. Terutama karena saya tahu banyak sekali kpopers yang masih berusia SD dan SMP, dimana tingkat emosinya masih labil. Anda tidak percaya banyak k-popers yang masih sd/smp? cek saja sendiri. Lucu saya, karena mereka tampaknya benar-benar "mencintai" kpop idol itu sedemikian besarnya, dan bahkan yang terparah menganggap Indonesia itu negara yang tidak apa-apanya dibandingkan Korea dan yang bisa dilakukan hanyalah meng-"copycat" musik korea (smash dan chibi).

Mereka lupa, bahwa Indonesia itu bahkan luasnya berkali-kali lipat dibandingkan Korea. Korea mungkin memiliki ratusan tempat wisata yang indah, tapi tempat wisata di Indonesia juga tidak kalah indahnya. Mereka lupa dibalik kimchi, ramyun dll, satu piring nasi goreng atau gado-gado jauh lebih enak. Jujur kalau saya ditawarkan satu mangkuk bibimbap (nasi campur korea) dengan satu bungkus nasi padang rendang, saya akan memilih nasi padang.. hahaha.

"Indonesia tidak ada apa-apanya di mata korea".


Ini statement yang paling tidak saya suka dari para k-popers ababil itu. Kalau Indonesia tidak ada apa-apanya di mata Korea, lalu mengapa jumlah kpop idol yang melakukan konser di Indonesia luar biasa banyaknya? Tahun 2013 ini saja, jumlah konser kpop idol diperkirakan banyak sekali. Mulai dari Mubank, GD WT, PSY, Mcount dll. Para kpop idol itu menyelenggarakan konser di Indonesia, karena mereka tahu betapa potensial dan menguntungkannya  "pasar musik" Indonesia dan betapa banyaknya jumlah kpopers. Tahukah anda harga tiket konser di Korea bisa hanya $5 dan seketika ketika mereka konser di Indonesia harganya bisa mencapai $50 - $200 ? Puluhan kali lipat dibandingkan di negara asalnya.

Menjadi kpopers yang baik dan tetap mencintai negeri kita sendiri, bisa dilakukan. Tidak selamanya semua hal yang menyangkut korea itu "indah-indah" semata, sobat. Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, dan tentunya kita pun masih punya kehidupan lain selain kpop.

5/19/2013. 1:28 PM.

Salam Sayang, buat k-popers. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun