Mohon tunggu...
Rahma Shabrina
Rahma Shabrina Mohon Tunggu... -

life is about fighting your destination ^_^9

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tua = Dewasa (?)

7 November 2014   02:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:26 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“tua adalah pasti, tapi dewasa adalah pilihan”
ungkapan diatas pasti sudah sangat sering mampir di telinga kita. Tapi apa kita sudah benar-benar paham maksudnya? Bukannya orang yang lebih tua biasanya lebih dewasa? Pertanyaan seperti itu bisa jadi akan muncul di benak kita. Tapi apa benar begitu? Umumnya memang orang yang lebih tua, lebih dewasa. Hal tersebut didasarkan pada lebih lamanya mereka hidup di dunia yang kita asumsikan pengalaman hidup yang mereka dapatkan pasti lebih banyak daripada kita yang hanya ‘anak kemarin sore’. Tapi ‘umumnya’ bukan berarti mutlak seperti itu lho. Dewasa tidak melulu pada berapa lamanya mereka hidup di dunia. Pada ungkapan kata ‘tua adalah pasti’, penggunaan kata ‘pasti’ disini karena memang tidak bisa dipungkiri, angka usia akan selalu bertambah seiring berjalannya waktu. Tapi apakah kedewasaan juga bertambah sejalan dengan usia kita? Nah itu dia masalahnya. Apalah arti usia yang bertambah jika kita masih terus saja memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Apalah arti kita lebih tua dari junior kita tapi kita masih saja selalu mengeluh. Karena dewasa adalah proses. Bagaimana kita menjalani proses kehidupan kita hingga mencapai dewasa yang sebenarnya.

dewasa juga merupakan hasil tempaan. Tentu kita tahu besi yang kokoh dan sekuat itu tidak begitu saja ada di dunia ini. Melainkan melalu proses panjang dan tempaan yang begitu kuat hingga bisa dihasilkan besi yang kokoh seperti yang kita ketahui sekarang. Begitupula manusia. Orang yang terbiasa hidup susah, terbiasa berjuang tentu akan terbiasa menahan beban. Dan dengan sendirinya akan terbentuk jiwa yang kuat. Sehingga masalah seberat apapun dia tidak akan mengeluh dan akan semaksimal mungkin mencari solusinya. Disitulah inti kedewasaan yang sebenarnya. Ketika kita berhenti mengeluh dan tetap berusaha sekuat tenaga apapun rintangannya.

Ketika waktu berjalan, dan angka usia kita bertambah dari waktu ke waktu, sebenarnya kita dihadapkan pada dua pilihan. ‘Stuck’ dengan kita yang itu-itu saja, atau menjadi dewasa sesuai usia kita. Ketika kita memilih untuk menjadi dewasa, mau tidak mau kita juga harus ‘mendewasakan’ ego kita, ‘mendewasakan’ sifat kekanakan kita, dll. Mendewasakan disini maksudnya adalah kita bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang sedang kita hadapi. Berusaha meredam ego, emosi, dan sifat kekanakan kita. Karena pada akhirnya waktu lah yang akan mendewasakan kita. Selamat mendewasakan diri J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun