Mohon tunggu...
Rahma Balci
Rahma Balci Mohon Tunggu... -

seseorang yang hobby menulis dan mendesain,hidup nebeng di negara Turki karena ikut suami. Jurnal harian ada di http://hosgoru.wordpress.com/ jika sudi mampir:)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Batikku Menjadi Identitas

26 Agustus 2012   17:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:17 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13460011271600684749

Belum tentu semua WNA atau bule atau sebangsanya cinta Batik. İya, belum tentu semuanya suka Batik. Sejak menikah, suami saya punya beberapa koleksi kemeja batik hadiah dari saudara saudara di tanah air, tapi semenjak kami pindah ke Turki belum pernah sama sekali dia mau memakai batiknya. Di tambah sepertinya para pria turki kurang suka dengan kemeja bercorak apalagi berbunga bunga atau suluran seperti batik. Jadi bukan perkara mudah bagi saya memperkenalkan Batik untuk ke suami sendiri. Apalagi di tambah ledekan ledekan keponakannya: memakai baju "kembang kembang' seperti batik buat pria malah kayak homo..??? ehm disinilah saya  harus berbesar hati menerima perbedaan kultur. Tapi akhirnya, suami saya mau memakai batik selepas idul fitri tahun ini:D Hadiah dari kakak saya yang langsung kirim dari tanah air batik sarimbit buat pasangan, kalau saya jelas sangat suka, ditambah bisa kembaran sama suami. Jurus berbagai rayuan pun saya tebar ke suami agar mau memakai batik hadiah dari kakak saya, yang dikirim khusus dengan paket international, demi menghargai kakak saya yang kirim jauh jauh dan ongkos yang tidak murah, hadiah lebaran buat kami berdua. Akhirnya suami luluh dan mau memakai batik, itupun dengan alasan karena akan bertemu teman teman indonesia di istanbul, yang kebetulan mengadakan Halal bi halal dan ramah tamah di yildiz parki besiktas. Dia mau berbatik karena akan bertemu orang orang indonesia, ditambah istanbul kota besar dan banyak tinggal Orang asing juga, itu menambah rasa percaya dirinya dibanding ketika kami masih tinggal di kota asal suami yang masih kuat akar tradisinya, memakai batik di kota kelahirannya dan bertemu banyak saudara saudaranya adalah hal yang ' berat' untuk menghadapi berbagai macam pertanyaaan:D Hari yang di nanti tiba. Sepulang suami kerja saya dan suami langsung berangkat menuju lokasi, perjalanan di tempuh lumayan jauh, mengingat kami tinggal di istanbul asia yang berarti harus nyebrang bhosporus ke lokasi halal bi halal, ditambah pakai acara "nyasar" ini yang saya kadang kurang suka sama orang turki umumnya:D terkadang mereka tidak tahu lokasi atau alamat yang kita tuju, jika bertanya dijalan. Tapi mereka umumnya sedikit gengsi jika ditanya tidak tahu apa apa. Alhasil saya dan suami sukses di buat nyasar-_- solusi terbaik akhirnya naik taksi. Sampai di lokasi acara: ternyata hanya kami berdua yang berbatik, teman teman indonesia lainnya justru memakai busana kasual semua:D dan pria pun hanya suami saya sendiri yang berbatik, syukurnya itu tidak mengurangi rasa percaya dirinya. Ketika pulang dari lokasi acara, menariknya di Bis ada 2 orang pria besar terus mengamati kami, agak curiga, kenapa? ditambah kami berdua sudah cukup kelelahan selama perjalanan mata mulai mengantuk. Salah satu dari bapak itu langsung membuka obrolan dengan suami saya: indonesia ya??? "iya istri saya orang indonesia" ujar suami, obrolan berlanjut, ternyata si bapak mengenali ke indonesiaan saya ya dari busana batik yang kami pakai, obrolan hangat terjalin apalagi beliau memang punya cerita tentang indonesia karena dulu pernah berlayar dan bekerja di indonesia, hanya dengan melihat batik si bapak di bis itu terkenang berbagai memori indahnya tentang indonesia. Buat saya, yang dulu agak malas make batik tapi sekarang berbeda semenjak tinggal di negara suami, betapa bangganya saya memakai salah satu ciri khas orang indonesia yakni Batik. Dan saya masih menghargai suami yang belum terbiasa berbatik ria seperti saya, tapi menghargai usahanya  untuk mencintai batik juga walau kadang masih terbentur dengan kulturnya sendiri:) saya tidak akan memaksakan dia lagi,  batik nya hanya akan dipakai jika bertemu sahabat sahabat indonesia katanya:))) ga peduli si sahabat nya sendiri yang orang indonesia ga pakai batik.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun