Mohon tunggu...
Neneng Rohmah Rosidah
Neneng Rohmah Rosidah Mohon Tunggu... Guru - rahmarasyidah

Pengajar yang masih belajar, pendidik yang masih membutuhkan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

DIA

7 Februari 2022   22:30 Diperbarui: 7 Februari 2022   22:44 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di kampung Cemara tahun 1991

Dia, lahir di jumat dini hari. Tubuhnya membiru, tak ada sedikitpun suara dari bibir mungilnya. Nafasnya yang pendek berhembus perlahan, terlihat berusaha berjuang.

Di pagi buta yang sunyi, terdengar rintih pilu dari seorang ibu muda berumur 13 tahun, matanya terus menatap sosok mungil yang sedang berjuang, " nak...ini ibu nak.." lirih suaranya.

Sesekali ibu muda itu, mengelus - elus dan menghangatkan si bayi dengan kain, masih menaruh harapan " anak ini bisa bertahan, anak ini akan tumbuh besar " gumamnya.

Di kampung Cemara 1992

Angin malam berhembus kencang, suara jangkrik dan kodok saling bersaut riuh. Rintik hujan mengetuk atap rumah dengan keras.

Ibu muda terdiam menatap di balik jendela, tersenyum berkaca kaca. " nak kedinginan ya? Mau ibu peluk? " tanya nya

Ibu muda tak kuasa menahan air mata, jatuh berserakan bertabur kepedihan, merintih tanpa suara, menjerit tanpa kata.

Dia...1991 - 1992

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun