Di kampung Cemara tahun 1991
Dia, lahir di jumat dini hari. Tubuhnya membiru, tak ada sedikitpun suara dari bibir mungilnya. Nafasnya yang pendek berhembus perlahan, terlihat berusaha berjuang.
Di pagi buta yang sunyi, terdengar rintih pilu dari seorang ibu muda berumur 13 tahun, matanya terus menatap sosok mungil yang sedang berjuang, " nak...ini ibu nak.." lirih suaranya.
Sesekali ibu muda itu, mengelus - elus dan menghangatkan si bayi dengan kain, masih menaruh harapan " anak ini bisa bertahan, anak ini akan tumbuh besar " gumamnya.
Di kampung Cemara 1992
Angin malam berhembus kencang, suara jangkrik dan kodok saling bersaut riuh. Rintik hujan mengetuk atap rumah dengan keras.
Ibu muda terdiam menatap di balik jendela, tersenyum berkaca kaca. " nak kedinginan ya? Mau ibu peluk? " tanya nya
Ibu muda tak kuasa menahan air mata, jatuh berserakan bertabur kepedihan, merintih tanpa suara, menjerit tanpa kata.
Dia...1991 - 1992
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H