Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembentukan karakter individu, seiring dengan hereditas. Bahkan, ada sekelompok orang yang meyakini bahwa perkembangan dan pembentukan diri seseorang sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Kelompok ini dikenal sebagai penganut aliran empirisme. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan individu sangat signifikan, sama halnya dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh hereditas, termasuk dalam aspek perkembangan karakter. Dengan contoh seorang anak yang dibesarkan di lingkungan yang positif dan mendukung, misalnya dengan pendidikan yang baik dan interaksi sosial yang sehat, cenderung memiliki karakter yang lebih baik dan kemampuan untuk berempati. Sebaliknya, anak yang tumbuh di lingkungan yang penuh konflik dan kekerasan mungkin mengalami tantangan dalam mengembangkan sifat-sifat sosial yang positif.
- Faktor Keluarga
Faktor keluarga adalah salah satu elemen penting dalam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak. Keluarga berfungsi sebagai institusi pertama yang memenuhi kebutuhan emosional dan pendidikan anak. Perawatan serta kasih sayang dari orang tua, bersama dengan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, sangat berkontribusi dalam membentuk karakter anak. Keluarga yang berfungsi dengan baik ditandai oleh komunikasi yang positif dan dukungan emosional, sedangkan keluarga yang tidak harmonis dapat menyebabkan dampak negatif pada perkembangan kepribadian anak. Dengan contoh seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih dan selalu didorong untuk mengeksplorasi minatnya, seperti seni atau olahraga, akan lebih mungkin mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan sosial yang baik. Sebaliknya, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang sering berkonflik dan kurang komunikasi dapat mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan mengembangkan keterampilan emosional.
- Kelas Sosial dan Lingkungan Ekonomi
Interaksi antara kelas sosial dan ekonomi dapat menghasilkan ketidaksetaraan dalam kesempatan hidup. Sebagai contoh, individu dari kelas sosial rendah sering kali menghadapi lebih banyak tantangan dalam mengakses pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi perkembangan mereka secara keseluruhan. Di sisi lain, individu dari kelas sosial tinggi cenderung memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber daya yang mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional. Dengan contoh, seorang anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah mungkin kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang baik karena keterbatasan biaya dan kurangnya fasilitas di lingkungan mereka. Sementara itu, anak dari keluarga kaya bisa mengikuti kursus tambahan, memiliki tutor pribadi, dan mengakses layanan kesehatan yang lebih baik, yang semuanya berkontribusi pada perkembangan mereka yang lebih optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H