Mohon tunggu...
Rahma Owel
Rahma Owel Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - D3 keperawatan Institut Kesehatan Hermina

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Polusi Udara terhadap Penyakit Asma

21 November 2024   23:11 Diperbarui: 21 November 2024   23:37 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Polusi adalah masuknya atau tercampurnya zat -- zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan yang menyebabkan perubahan kualitas lingkungan sehingga merugikan makhluk hidup dan ekosistem. Polusi dapat terjadi di berbagai media, contohnya udara yang dapat menyebabkan berbagai dampak negative, seperti gangguan Kesehatan, kerusakan lingkungan, perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernafasan yang menyebabkan peredangan dan menyempitan saluran udara sehingga membuat kita sulot bermafas. Kondisi ini sering kali bersifat kambuh, gejala utama asma seperti sesek nafas, bunyi mengi (mafas berbunyi seperti siulan), batuk terutama di malam hari atau dini hari, dan rasa berat di dada. Asma tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi dengan pengelolaan yang baik, penderita dapat menjalani kehidupan normal.

Emisi kendaraan dibagi menjadi 2 parameter, yaitu SO2 dan NO2 karena merupakan parameter yang digunakan untuk menghitung IKU. Berdasarkan jumlah kendaraannya, dilakukan perhitungan koefisien masing-masing jenis kendaraan terhadap emisi SO2 dan NO2. Koefisien ini dihitung dengan data dari hasil penelitian-penelitian terdahulu untuk mengetahui perbandingan banyaknya emisi sepeda motor, mobil, truk dan bus (Bernadet et al., 2023)

Polusi terdiri dari partikel dan berbagai gas dari berbagai sumber. Polusi udara dapat terjadi baik di dalam atau di luar ruangan. World Health Organization (WHO) membuat pedoman kualitas udara yang menglasifikasikan tingkat polusi dan menjelaskan dampak polusi udara. [7] Pedoman kualitas udara menyebutkan 4 polutan utama yang terdapat di udara yaitu SO2, NO2, O3 dan PM.6. [2,7] 

Polusi udara dapat berasal dari berbagai sumber antara lain hasil pembakaran bahan bakar, mesin kendaraan dan sumber alam. Klasifikasi polusi udara dibagi menjadi primer dan sekunder, berdasarkan sumber, komposisi kimia, ukuran dan cara pelepasannya di lingkungan.{7,8] Polusi udara primer adalah polusi yang dikeluarkan langsung ke atmosfer yaitu SO2, NO2, CO dan PM (Khairani et al., 2023)

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar (70%) responden laki-laki dan sisanya Perempuan (30%). Usia responden berkisar 44-77 tahun dengan rerata usia 62 tahun. Hasil wawancara kuesioner MMRC didapatkan rerata sesak napas adalah derajat 2.20, dengan 53.3% berskala sesak 2, diikuti dengan 33.3% berskala sesak 3. Obstruksi saluran napas menggunakan pemeriksaan arus puncak ekspirasi mendapatkan rerata responden senilai 33.80 yang berada pada zona merah (Tabel 1)(Khairani & Qalbiyah, 2022)

Polusi udara dapat didefinisikan sebagai adanya zat-zat yang berbahaya bagi manusia di udara dikaitkan dengan risiko tinggi kematian dini akibat penyakit kardiovaskular (misalnya jantung iskemik penyakit dan stroke), penyakit paru obstruktif kronik, asma, infeksi saluran pernapasan bawah dan kanker paru-paru [1,2]. 

Jumlah penduduk yang tinggal di negara-negara berkembang dan berpenduduk padat sangatlah tidak proporsional mengalami beban polusi udara luar ruangan (ambient) dengan 91% dari 4,2 juta kematian dini pada tahun 2016 terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah di wilayah Asia Tenggara, Afrika Tengah dan Pasifik Barat dimana paparannya lebih tinggi [1,3]. 

Kualitas udara telah membaik di negara-negara maju, namun polusi udara terus meningkat di negara-negara berkembang [4]. Secara berurutan untuk mengukur polusi udara, standar kualitas udara untuk berbagai polutan dikembangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Data WHO menunjukkan bahwa 9 dari 10 orang menghirup udara mengandung bahan pencemar tingkat tinggi. 

Lebih dari 80% masyarakat tinggal di perkotaan, dimana terdapat polusi udara terpantau, terpapar pada tingkat polutan udara yang melebihi batas pedoman WHO. Selain itu, sekitar 3 miliar orang terkena polusi udara dalam ruangan (rumah tangga) tingkat tinggi karena penggunaan biomassa, bahan bakar minyak tanah dan batu bara untuk memasak dan memanaskan rumah mereka, menyebabkan tingginya angka kemiskinan prevalensi gangguan pernapasan (Tiotiu et al., 2020)

Data wawancara pengisian kuisioner dikumpulkan mulai dari bulan Oktober sampai bulan Desember tahun 2021 yang didalamnya sudah melakukan uji validitas dan uji reabilitas menggunakan software spss 25.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun