Sumber Daya Manusia sangatlah penting dan diperlukan pada masa kini. Kekuatan kompetitif yang dihadapi saat ini akan terus dihadapi di masa depan dalam menuntut kesempurnaan dalam suatu organisasi maupun individu itu tersendiri. Karena seorang individu dan suatu organisasi mengakui betapa pentingnya modal atau value diri manusia untuk daya saing dan pada akhirnya dapat bertahan hidup di era yang sekarang ini.
Mengapa AI dapat berperan penting bagi individu dan organisasi? Kecerdasan Buatan dapat membantu mengurangi potensi terjadinya human error pada berbagai jenis dari bentuk data atau sistem. Misalnya, terdapat kecerdasan buatan yang dikembangkan untuk melakukan analisa menyeluruh terhadap suatu sisstem untuk menilai apakah pekerjaan yang telah dilakukan sudah tepat dan sesuai atau belum. Penggunaan "Halo Google" atau "Halo Siri" untuk mengakses asisten virtual yang merupakan Teknologi AI yang dikembangkan untuk memudahkan penggunanya dalam mengelola perangkat tersebut. Dengan kehadiran virtual assistant, penggunanya dapat menghubungi seseorang melalui sebuah alat genggam (smartphone) hanya dengan menyebutkan sebuah perintah saja. Bahkan, dapat mengirim pesan tanpa harus membuka papan ketik dan hanya perlu menyebutkan isi pesan yang ingin dikirim. Tidak hanya itu, teknologi ini dapat membantu memecahkan masalah dengan mempelajari data-data yang dimasukkan ke dalamnya. Seperti halnya dengan teknologi chatbot yang sangat bermanfaat bagi para pebisnis untuk melayani pelanggan secara cepat dan efektif.
Tantangan yang Kecerdasan Buatan akan mengubah setiap industri, tetapi kita harus memahami batasannya. Kecerdasan Buatan memiliki keterbatasan dalam prinsipnya, bahwa teknologi tersebut belajar dari banyak data. Hal tersebut berarti ketidakakuratan dalam data akan terlihat jelas sebuah perbedaan (sekecil apapun) di dalam hasilnya. Dan setiap tambahan dari suatu prediksi atau analisis harus ditambahkan secara terpisah. Sistem AI saat ini dilatih untuk melakukan tugas yang ditentukan dengan jelas. Sistem yang diperuntukan mendeteksi penipuan asuransi tidak akan bekerja dengan secara cuma memberi Anda nasihat hukum. Bahkan, sistem AI yang seharusnya untuk mendeteksi penipuan belanja online tidak dapat berjalan dengan baik secara akurat mendeteksi penipuan chat SMS ataupun penipuan pembelian saham. Dengan kata lain, sistem-sistem tersebut amat sangat terspesialisasi. Sistem ini berfokus pada satu tugas dan jauh dari berperilaku seperti manusia. Teknologi AI yang terlihat di dalam film dan televisi masih merupakan fiksi ilmiah. Tetapi, komputer yang dapat menganalisis data-data kompleks untuk mendeteksi plagiarisme dan menyempurnakan data-data agar tersusun dengan sangat apik menjadi sangat umum.
Menurut penulis, walaupun hingga saat ini belum ada teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat melakukan atau menggantikan manusia sepenuhnya. Dan meskipun alihdaya (outsourching) memiliki arti sebagai pengalihan pekerjaan, tetapi Kecerdasan Buatan (AI) tidak boleh menggantikan pekerjaan manusia yang dimana dapat menyebabkan PHK (Pemberhentian Hubungan Karyawan) dan krisis ekonomi. Hal ini tentu menimbukan kekhawatiran dan bisa menimbulkan gangguan sosial. Dampak adanya AI akan berujung pada banyak aspek seperti perubahan cara berpikir, cara kerja, cara berkomunikasi, cara hidup, dan revolusi digital lainnya. Tenaga kerja juga perlu mempelajari keterampilan baru untuk menambah kemampuan yang sudah dimiliki dengan memanfaatkan kehadiran AI. Ini merupakan tanggung jawab bersama bagi perusahaan dan publik untuk meminimalisir dampak negatif dari Kecerdasan Buatan (AI).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H