"Komplotan yang sudah diduga telah terampil dalam berbagai kasus pembobolan tabungan kasih sayang ini disinyalir merupakan bagian dari jaringan yang sudah sejak lama dipantau oleh tim densus 78 anti baper dari satreskrim siaga kawal perasaan. Kabar terkini dari ketua satgas melaporkan bahwa para pelaku sudah ditangkap dan akan segera menjalani proses penyelidikan lebih lanjut, berikut adalah hasil wawancara reporter kami Boni Dongkrak dengan SerKolLetMayJen Raden Kusuma Arya Wibawa Tresna Sliramu selaku ketua satgas densus 78 anti baper"
"Jadi bagaimana awal mula gerakan ini dapat terendus pa SerKolLetMayJen?" tanya wartawan tergesa-gesa.
"Oh iya dek jadi begini, awa......"
Masih dengan posisi mulut terbuka, wartawan gesit ini kembali memberondong pertanyaan.
"Baik pa, lalu bagaimana dengan korban, berapa banyak korban pada perisiwa ini?"
"oh iya iya, untuk korban sejauh ini masih kami identifikasi, karena rupanya selain pembobolan brankas kasih sayang, beberapa orang yang kebetulan ada di rumah juga menjadi korban kekerasan pelaku yang......"
Ucapannya kembali terpotong oleh semangat sang wartawan,
"baik baik pa, lalu apa sebetulnya motif utama pelaku dalam aksi pembobolan ini?
"Oh iya iya dek baik siap, untuk motif tentu saja ini karena faktor kasih sayang, jadi para pelaku ini memang berasal dari kelas sosial yang kurang berada secara kasih sayang, tentu saja ini dilakukan karena tadi, berkaitan dengan faktor himpitan kasih sayang"
Enjang dan bapanya cukup tercengang mendengar berita ini, ia masih tidak habis pikir kejahatan kemanusiaan seperti itu masih saja terus dilakukan oleh banyak orang.
"Pa, kenapa sih orang-orang ini suka sekali mengambil kasih sayang orang lain? Padahal itu kan hal yang mudah dan tidak perlu sampe mengorbankan banyak orang?" Tanya Enjang dengan serius.