Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Romantisisme dalam Hegemoni Digitalisasi

4 Februari 2020   18:25 Diperbarui: 4 Februari 2020   18:34 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Victoria_Borodinova

Sebagai analogi, kita bisa menyandingkan cinta yang mahal dan baik itu layaknya permata. Tidak semua orang dapat memberikannya secara cuma-cuma. Dibutuhkan perjuangan ekstra berat untuk sampai bisa mendapatkannya.

Jelas ini berbeda dengan cinta murahan yang dapat dengan mudah diperoleh setiap orang begitu saja dengan kualitas yang rendah dan kurang begitu bernilai guna, ya, layaknya batu kerikil di jalanan.

Digitalisasi cinta memang tidak bisa dipungkiri telah merubah pola cinta dan romantisisme ke arah yang efisien. Digitalisasi yang telah melahirkan sosial media sampai membuat orang keranjingan secara berlebihan menampakan keromantisan di depan khalayak.

Tentu saja bukan masalah, karena hal itu adalah hak, tetapi sesuatu yang berlebihan jika dikonsumsi oleh publik juga bisa menjadi bumerang dan preseden yang negatif ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di kemudian hari.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun