Pada dasarnya ihwal aktivis saya pikir bukanlah soal apa saja yang tampak pada khalayak, lebih dalam perihal aktivis itu berada pada tataran yang lebih esensial, yaitu soal jiwa dan rasa.
Soal praktik aktivis mungkin hanya akan berkutat pada aspek yang itu-itu saja. Namun dalam jiwa dan rasa, aktivis itu mengakar dalam bentuk niat baik dan pemikiran yang progresif. Jika Pram masih ada mungkin ia akan membuat quote begini "Menjadi aktivislah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan".
Dari beberapa hal yang awalnya saya anggap sebagai sebuah kejanggalan, yaitu ketika menemukan aktivis yang nyeleneh, saya sedikitnya paham bahwa manusia layaknya dua sisi inti dalam kehidupan, yaitu soal baik dan buruk. Dalam konteks ini tentu buruk yang saya maksudkan adalah berlaku diluar dari lumrahnya. Pandangan ini setidaknya merubah satu paradigma kerdil saya tentang betapa membosankannya jalan hidup seorang aktivis.
Ilham ini pula membawa angin segar bagi saya untuk tidak segan lagi terhadap mereka yang berjuang di jalan aktivis. Sependek pengetahuan saya mereka ternyata sangat terbuka, baik, dan bahkan tadi, bisa tampak sangat absurd dan gila.
Untuk mengetahuinya kita hanya perlu datang dan berbicara saja dengannya, niscaya ekspektasimu soal betapa seriusnya orang tersebut dalam beberapa hari akan lenyap dan sirna. Lagi-lagi, mungkin akan terganti jijik dan blow your mind. Trust me it works!     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H