Indah panorama senja membawa suasana pada satu titik kekhidmatan yang hakiki. Menyeret perhatian dari lika-liku dan kecamuk pikiran. Lekatkan diri dengan ketenangan penuh kedamaian. Bebas, sekelumit permasalahan jauh tertinggal. Kini tersisa sukacita, dipenuhi kegirangan, ketentraman, dan kesenangan.
Pandangan nampak jelas tanpa hambatan menyaksikan keindahan roman wajahnya. Begitu menawan, adiwarna. Fenomena yang teramat menyiksa untuk dilalui. Pancaran auranya memberi keteduhan di bawah teriknya sinar mentari. Garis senyumannya berikan kehangatan di antara dinginnya udara malam menjelang pagi hari.
Rona kerupawanan hiasi setiap gerak lakunya. Keluhuran pekertinya menambah nilai tambah yang membuat aura kesempurnaan menjadi kian erat padanya. Etis, estetis. Sebuah kombinasi ciamik, menyihir tatapan sekaligus perasaan untuk sama sekali tidak ingin berpaling. Efek magnetisnya begitu kuat, begitu erat.
Kepantasan pun tak kalah kurang darinya. Penampilan sederhana, tak terkesan mewah, tak terlihat kurang, sungguh pantas dan selaras. Performanya diimbangi dengan kehalusan budi. Mengangkat eksistensinya sebagai insan yang mulia lagi merona. Segenap keelokan alam semesta terserap, terpatri, dan bersemayam secara mutlak dalam dirinya.
Permai dunia ada dalam genggamannya. Di tengah morat-marit kehidupan, ia hadir membawa kesegaran dan harapan. Mengkail diri dari keterpurukan, berikan secercah harap untuk bertransformasi. Keterpukauan ini mengantarkan aku pulang dari belantara penuh kekejian kepada semesta yang lebih bermartabat. Sebuah keterpukauan yang berfaedah.
Kesegaran kembali hadir dalam hidup. Bangkitkan semangat arungi derasnya gelombang cobaan, gejolak peradaban, dan goncangan kehidupan. Stimulus keterpukauan secara nyata sumbang pengaruh luar biasa, derai gelora jiwa menggebu tak terkira. Sekali lagi mencoba menantang kenyataan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H