Lepas dari kesibukan kuliah seperti biasanya para ikhwan mistis satu per satu kembali ke tempat peraduannya. Selasar masjid sebagai basecamp mereka kini terlihat lengang. Bursh dan Wahyu pun masih belum juga ada disana, padahal biasanya merekalah yang pertama sudah gogoleran manja disana. Aneh, bak di telan bumi, keberadaan mereka masih gaib sampai siang hari.
Dede dan Ical sampai ke selasar masjid dengan raut wajah penuh tanya. Tentu mereka mempertanyakan hal yang sama. Kemana Bursh dan Wahyu.
"Kemana si Bursh sama Wahyu yah Cal ?"
"Nggak tau, biasanya udah pada ngejogrok disini aja" Jawab Ical keheranan.
Tentu Dede menjadi khawatir dibuatnya. Pasalnya jelas, ketidakberadaan mereka berdua yang notabene berasal dari dua kubu bertolak belakang menimbulkan sedikit aura keresahan. Maklum saja pergulatan dan pergelutan antara ikhwan mistis borjuis dan proletar akhir-akhir ini sedang memanas. Sebabnya tidak lain karena ada pelanggaran memorandum yang beberapa waktu lalu kedua belah pihak sudah setujui.
Nahasnya tepat tiga hari yang lalu, Ivan menjadi aktor utama pemecah keharmonisan hubungan antara ikhwan mistis borjuis (Baca: Kaum Bro) dan ikhwan mistis proletar (Baca: Kaum Pro). Hal ini bermula pada suatu kala dimana Wahyu secara diam - diam sudah mentarget satu akhwat yang sudah lama ia tandai, bahkan secara ekstrem sudah ia mata - matai dan intai secara intensif.
Namun kenyataan pahit tiba - tiba saja harus didera Wahyu manakala secepat kilat dan tanpa aba - aba sebelumnya Ivan sudah mengajak akhwat incarannya itu jalan bareng. Wahyu dengan segala perasaannya sontak luluh lantak sedemikian hancurnya. Hal ini tentu saja segera wahyu utarakan kepada kompatriotnya Dede dan Ical.
"Cal siaga satu, pasal 2 memorandum!"
"Asli ? Siapa ?" Tanya Ical Kaget.
"Ivan!" Tegas Wahyu.
"Siap Yu, Analisis, Eksekusi!" Jawab Dede.