Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis, Sebuah Bentrokan Peradaban Ikhwan Mistis Borjuis VS Ikhwan Mistis Proletar

1 Januari 2019   18:41 Diperbarui: 1 Januari 2019   18:55 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Tribunnews.com

Di tengah suasana gamang yang terjadi dalam tubuh kongsi ikhwan mistis, Wahyu dan Ical kembali mengungkit permasalahan akhwat yang sebelumnya terjadi. Ini muncul tatkala Wahyu dan Ical tengah mengincar akhwat yang diminatinya masing - masing. Segala daya upaya telah mereka kerahkan sekuat tenaga, sampai derai keringat tak henti - henti mengucur dari tubuh keduanya demi mengejar pujaan yang didamba.

Rasa cinta yang tumbuh dalam kalbu membuat mereka tetap tegar menjalani cita - cita mulianya. Walau kadang cobaan datang silih berganti mereka tetap tegar. Kala pengorbanan telah tercurah sedemikian besar, harapan mereka, cita - cita mereka harus hancur oleh sebuah aksi tukang tikung yang kemudian memupus segalanya. Ironis, karena si tukang tikung ini ternyata adalah sesama ikhwan mistis.

Itulah mereka, Bursh, Roy, Bale, Egi, Abi, dan Ivan. Kelimanya kini menjadi ancaman serius bagi para ikhwan mistis lain terutama Wahyu, Ical, dan Dede. Seringkali terjadi pengambilan lahan garapan secara tiba - tiba. Aksi main serobot ini, dan lagi karena sering jelas membuat geram Wahyu, Ical, dan Dede. Peluang keduanya untuk mendapatkan akhwat selalu terbentur oleh kegagalan. Dan, kegagalan itu tak lain datang dari keenam temannya tadi.

Didorong oleh rasa kekecewaan yang mendalam, Wahyu berdiri di depan Ical dan Dede, tegas dia berkata "Mereka (Keenam temannya) sudah merebut lahan yang kita perjuangkan, ini tidak bisa dibiarkan, nanti mereka makin keenakan, mereka harus diganyang sampai sirna". Ical dan Dede menyambut baik ujaran Wahyu. "Sebut saja mereka ikhwan borjuis, tukang menimbun akhwat, tukang mainin akhwat, dan tentu tukang tikung!"

Percakapan di selasar masjid itu rupanya terdengar oleh Bursh yang kebetulan sekali sedang tiduran di dalam masjid. Kesal karena di cap aneh - aneh, ia mendongkak dari jendela "Dasar ikhwan marjinal!" Ketusnya. Dari sana perang dingin kembali terjadi, kedua belah pihak saling lempar tuduhan dan dugaan. "sorry kita ini ikhwan proletar, kita melawan penindasan kaum borju" Balas Dede penuh kepastian.

Sejak saat itulah secara resmi ikhwan mistis menjadi 2 kaum. Kaum ikhwan mistis borjuis diisi oleh mereka yang memang banyak mempunyai fans akhwat, yaitu Bursh, Roy, Egi, Bale, Abi, dan Ivan. Sementara Ikhwan proletar diisi tiga aktor utamanya yaitu Wahyu, Ical dan Dede. Ada juga beberapa ikhwan mistis yang masih berada pada zon abu - abu atau non-blok karena belum menyatakan sikap, diantaranya Babe, Izal, Urip, Amal, Dul, Eri, Kiki, Idam dan Setia.

Jelas ke abu - abuan mereka menjadi daya tarik bagi dua kaum tadi untuk merekrutnya menjadi bagian dari blok utama ikhwan mistis. Misi utama dari ikhwan proletar sendiri adalah menuntut keadilan, dan penggarapan lahan yang bermartabat, tidak dengan cara main tikung, dan menikam dari belakang. Sedangkan ikhwan borjuis jelas ingin mengamankan kedigdayaan mereka dalam mengelola SDA (Sumber Daya Akhwat) secara kapitalistik.

To be continued!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun