Manusia sebagai kodratnya telah di ciptakan sebagai makhluk Tuhan yang sempurna dengan hak-hak yang telah di bawa alami sejak masih dari dalam kandungan. Salah satu hak yang paling penting adalah hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup dalam bermasyarakat dan interaksi sesama manusia. Di dunia pendidikan di kenal adanya humanisme. Paham Humanisme sangat penting agar manusia tidak terjerumus ke jalan yang salah.
        Lalu, apa itu humanisme? Humanisme adalah teori belajar yang mengarah ke kepribadian manusia yang lebih menuju ke duniawi. Selain di pendidikan humanisme biasanya berkembang dalam teeori-teori keagamaan. Humanisme biasanya berpusat pada diri manusia sendiri tanpa menerima kodrat yang di berikan dari tuhan. Manusia cenderung mencari jati diri dan potensi diri sendiri secara mandiri.
        Semula humanisme merupakan gerakan dengan tujuan untuk mempromosikan harkat dan martabat manusia. Hal ini memunculkan pemikiran kritis yang menjunjung tinggi harkat, martabat, serta tanggung jawab manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak akal. Menurut teori humanisme manusia adalah makhluk yang istimewa karena memiliki rohani yang mendasari manusia agar bisa menentukan jalan terbaik di dunia. Paham humanisme barat berkembang menjadi dua bagian yaitu humanisme moderat dan anti agama. Humanisme moderat yaitu paham yang lebih menjunjung tinggi keutamaan manusia yang luhur seperti kebaikan hati, wawasan yang luas dan kebebasan hati untuk memilih jalan hidup. Sedangkan humanisme anti agama berarti paham yang berisi pemikiran bahwa manusia bisa hidup sendiri tanpa bantuan Tuhan.
        Beberapa tokoh humanisme telah mengemukakan pendapat mereka mengenai teori humanisme. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Erramus. Beliau adalah tokoh yang terbuka dan sebetulnya menerima kebijakan-kebijakan seperti yang sudah tertera dalam Kitab Injil dan pandangan takhayul tentang adat gereja saat itu. Tetapi Erramus sedih ketika melihat kehidupan aliran-aliran agama Kristen yang saling memusuhi. Maka dari itu beliau lebih memilih aliran humanisme dimana aliran tersebut dianggap lebih manusiawi di bandingkan ajaran Kristen yang saat itu sedang marak. Nah, dari humanisme tersebut maka tak jarang masyarakat yang lebih memilih jalan hidup atau potensi hidupnya sendiri dan mereka juga menyangkal adanya Allah. Atau biasa kita kenal dengan sebutan ateis.
        Dari teori-teori diatas dapat di simpulkan bahwa humanisme merupakan pemikiran kritis tentang suatu kepercayaan. Tetapi hal tersebut harus mempunyai satu titik fokus agar manusia bisa terbebas dari isu-isu yang berhubungan dengan masalah duniawi. Sejatinya humanisme hanya akan berkembang pada orang-orang yang berpikir bahwa mereka akan kekal hidup di dunia. Hal tersebut juga berkembang karena adanya tradisi dan kepercayaan yang berlaku dan mempengaruhi masyarakat sekitar. Pandangan mereka biasanya hanya terfokus pada martabat kebudiluhuran dari keberhasilan serta sesuatu yang bisa di capai oleh orang tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H