Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur dan rasa nikmat atas karunia dari Allah SWT tercapailah dan tuntas dari tulisan opini yang murni dari torehan tangan penulis. Dengan mengambil judul "Bahagia muda kini penuh opini", latar belakang munculnya gagasan tersebut diawali dari pengalaman pribadi yang berada dalam lingkaran kebahagiaan namun penuh akan opini masing-masing.
Bahagia secara KBBI berarti, keadaan atau perasaan senang dan tentram (bebas dari segala yang menyusahkan) seperti contoh ujaran: saya betul-betul merasa bahagia karena dapat berada kembali di tengah-tengah keluarga. Lalu ada pada pandangan stoikisme, menjanjikan kebahagiaan ketika kita terbebaskan dari penyakit jiwa (emosi negatif: rasa pahit, menderita, iri hati, marah, dan takut) maka itulah yang disebut kebahagiaan. Bahagia adalah indikator kepuasan manusia dalam segi apapun.
Bahagia menurut saya sendiri adalah rasa ketika saya berada dalam keadaan yang tanpa ada satu titik keraguan, tanpa adanya kerisauan dan merasa berada dalam keadaan yang mengharuskan untuk selalu bersyukur tanpa berfikir panjang dan rasa ikhlas yang tinggi terhadap keadaan yang sedang merangkul dalam jiwa.
Seiring berjalannya waktu, definisi bahagia bersifat dinamis terhadap waktu, karena saat kita balita ketika mendapatkan sebuah permen tentunya kita sudah merasa berada di titik kepuasan dan bahagia. Namun, hal tersebut akan berubah ketika kita sudah berbeda usia atau ketika remaja, pasti tentunya sebuah permen tidak memberikan artikulasi bahagia. Kembali lagi kepada bahagia yang bersifat dinamis.Â
Bahagia berada pada posisi inti hati dan pengendali emosional, hal itu tentu dapat dirasakan oleh seluruh makhluk hidup. Namun, terkadang bahagia muda kini banyak opini, seperti mereka melakukan hal yang menurut norma, agama, dan peraturan tidak diperbolehkan tetapi mereka lakukan demi kepuasan jiwa mereka, hal tersebutlah yang terkadang penuh akan pertanyaan yang mendasari apa alasan mereka melakukan hal tersebut, dan lain selayaknya pertanyaan yang berobjek.
Sebenarnya semua berhak bahagia dengan caranya masing-masing, akan tetapi harus memperhatikan lingkungan sekitar dan berfikir sebelum bertindak. Kita dilahirkan ke dunia penuh keajaiban dan keindahan ini dengan kemampuan khusus untuk menghargainya. Kita harus merasakan kesenangan dalam mengembangkannya, sekaligus dalam meningkatkan kemampuan membantu orang lain, dan dibalik itu semua yakni, untuk berbahagia.
Kita diberikan tangan, kaki, otak, dan ambisi yang harus membuat kita aktif. Sikap aktif inilah yang lebih penting dibandingkan sikap pasif dalam mencapai kebahagiaan sejati. Ada dua kunci kebahagiaan menurut buku Rovering to Success, penulis tersebut menjelaskan sebagai berikut dengan gaya tulisannya.
Pertama, jangan kelewatan serius dalam menghadapi sesuatu, melainkan manfaatkan segala sesuatu yang kalian miliki dengan sebaik-baiknya. Anggaplah kehidupan sebagai permainan dan dunia sebagai taman bermain. Kedua, jadikan Cinta sebagai pemandu tindakan dan pikiran, Cinta yang dimaksud adalah sifat luhur berbuat baik kepada orang lain. Seperti itu sepenggal kalimat yang saya ambil dari buku Rovering to Success.
Sebenarnya kesenangan dan kebahagiaan adalah dua hal yang berbeda, kesenangan adalah hal yang bersifat sementara seperti ketika makan besar atau mabuk-mabukan. Namun, efeknya hanyalah sementara. Kebahagiaan adalah perasaan yang melekat dan mengisi kehidupan kita. Dan ketika ada orang menyebutkan kebahagiaan adalah uang, saya berani membantahnya lantasan bukan uang yang akan membuat bahagia, memang ada kalanya orang yang memiliki uang banyak mereka merasa bahwa dapat memiliki segalanya. Namun, salah satu hal yang akan membuat mereka bahagia adalah hal yang tidak bisa dibeli dengan uang.Â
"Jangan berdoa supaya tuhan membuatmu bahagia. Mintalah supaya dia menjadikanmu orang yang bermanfaat, ketika itulah kebahagiaan akan datang dengan sendirinya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H