Mohon tunggu...
Aulia Nurrahman Sabitra
Aulia Nurrahman Sabitra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Sebagai seorang mahasiswa peternakan, saya tidak hanya belajar mengenai teori pustaka tetapi belajar dan berkembang menjadi peternak milenial adalah yang terbaik. Berkembang dalam menciptakan produk peternakan yang berkualitas tinggi merupakan hal yang menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mahasiswa KKN Tematik Undip Ajak Peternak Desa Gempol Mengolah Feses Sapi dengan Kasgot Pakai Starter AssaBio

17 November 2022   17:08 Diperbarui: 17 November 2022   17:27 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GEMPOL, KLATEN (17/11/2022) -- Pertanian Organik merupakan sistem produksi pertanian yang menghindari atau sangat membatasi penggunaan pupuk kimia (pabrik), pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan. 

Desa Gempol telah mengembangkan produk pertanian organik dengan tujuan meningkatkan kesuburan tanah lahan pertanian sehingga lebih menguntungkan, hal ini yang juga menjadikan Desa Gempol identik dengan sebutan "Kampung Pertanian Organik". Namun, semenjak pandemi COVID-19 banyak peternak yang kurang berpartisipasi lagi untuk mengembangkan produk pertanian organik di Desa Gempol.

Pada tahun 2020, Bapak Mateus Eddy Nugroho mencetuskan Komunitas Omah Limbah yang unggul dalam produksi maggotnya di Desa Gempol. Maggot adalah hasil dari budidaya larva dari lalat black soldier fly (BSF) atau yang dikenal sebagai salah satu pengurai sampah terbaik. 

Melalui budidaya maggot ini, Bapak Eddy juga berharap bisa mendukung produksi pertanian organik di Desa Gempol karena dari limbah atau sisa makanan maggot atau yang biasa disebut dengan nama kasgot sangat bermanfaat untuk pupuk organik pengganti urea. 

Pupuk organik yang biasanya dibuat di Desa Gempol diproduksi dari feses sapi. Feses sapi dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik karena mengandung unsur hara yang lengkap seperti N, P, K Fe, Zn, BO, Mn, Cu dan Mo. Residu dari larva lalat black soldier fly (BSF) juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik karena memiliki kandungan bahan organik tanah, unsur Fosfor dan Kalium tanah.

Dokpri
Dokpri

Untuk meningkatkan kualitas pupuk organik di Desa Gempol, Mahasiswa KKNTematik Undip melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik dari feses sapi segar dan kasgot. Kegiatan pelatihan dilaksanakan di belakang Balai Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten (Selasa, 25/10/2022). Mahasiswa KKNTematik Undip juga mengundang Owner Rahman Sabitra Group sebagai narasumber dalam pelatihan ini. 

Pupuk organik dibuat menggunakan Starter Cair AssaBio Plus yang dapat menfermentasi bahan organik tanah dan mempercepat dekomposisi sehingga dapat meningkatkan nutrisi, dan juga senyawa organik yang ada didalam tanah. Warga cukup antusias dan peserta yang hadir dalam pelatihan ini yaitu sebanyak 17 orang dari kalangan petani maupun peternak di Desa Gempol.

Dokpri
Dokpri

Pelatihan pembuatan pupuk organik di Desa Gempol ini tidak hanya untuk mengenalkan kepada peternak mengenai kasgot dan feses sapi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik melalui proses fermentasi, tetapi juga dapat menumbuhkan semangat para petani dan peternak untuk mengembangkan potensi Pertanian Organik di Desa Gempol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun