Artis sensasional, Dewi Persik mengumbar bukti bahwa dirinya telah melakukan operasi keperawanan di negeri Mesir. Mungkin inilah kabar yang membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Buat apa operasi keperawanan?
Beda kepala beda persepsi. Bagi DP mungkin operasi hal yang penting dan perlu dilakukan. Pertama, bahwa dia sadar diri bahwa dirinya sudah janda dan bergonta ganti pacar. Sehingga dengan operasi itu, akan banyak orang yang tertarik menjadi pacarnya. Hemm...
Kedua, DP ingin menyampaikan bahwa harga sebuah keperawanan sangat mahal. Jadi harus pandai-pandai menjaga dan merawatnya. Atas nama keperawanan pun dia rela merogoh koceknya yang tidak sedikit tentunya.
Ketiga, inilah pesan intinya. Saat ini orang tidak perlu ribut dengan masalah keperawanan. Teknologi telah menemukan cara untuk mengembalikan keperawanan perempuan. Bagi yang saat ini sudah tidak perawan lagi bisa dipermak menjadi perawan ting-ting. Bahkan lebih ektrim lagi, walaupun berkali-kali kehilangan perawan, masih bisa diperbarui lagi. Huh...
Bagaimana dengan kita yang saat ini geleng-geleng kepala atau memang tidak setuju dengan terma perawan. Ya, karena ini bersinggungan dengan masalah feminisme.
Jika pada perempuan disebut perawan, pada laki-laki disebut perjaka. Perawan adalah sebuah metafora belaka. Kenapa metafora? Karena yang dimaksud itu hanyalah selaput tipis yang ada di lubang kemaluan perempuan. Ketika selaput robek, baik karena hubungan intim atau karena tertusuk benda-benda lain, saat itu keperawanan telah hilang. Jadi keperawanan hilang karena selaput robek.
Nah yang dilakukan DP hanyalah mengembalikan selaput tipis itu. Jadi hal itu memang sangat mungkin dengan teknologi. Seperti mempermak wajah. Bisa dilakukan dengan operasi plastik. Wajah jelek pun bisa menjadi cantik. Ingat dengan Inong Malinda, pembobol Citybank itu,ia sangatakrab dengan teknologi mempermak wajah dan tubuh. Bahkan untuk mengobati,(maaf) payudaranya, pemerintah yang harus menanggung biayanya.
Jadi tidak perlu kaget dengan fenomena itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H