[caption id="attachment_348652" align="aligncenter" width="492" caption="Sumber: https://lessismore123.wordpress.com"][/caption]
Zhang Da, begitu nama dari seorang bocah cilik warga Cina yang pernah menginspirasi Negerinya. Ia mendapat penghargaan yang sangat luar biasa, dalam sebuah perhelatan bergengsidari pemerintahnya pada tangga 27 January 2006. Dari 9 orang peraih penghargaan kala itu, ia merupakan satu-satunya bocah cilik yang terpilih dari 1,3 Milyar lebih penduduk Cina.
Bermula di awal tahun 2001, Ibu Zhang Da pergi meninggalkansuaminya, karena tidak tahan dengan tekanan kondisi ekonomi dari keluarga miskin. Hal itu lebih diperparah lagi oleh kondisi sang suamiyangtengah mengalami sakit parah. Hingga jangankan bekerja, berjalan pun tak mampu lagi. Dan mulaihari itu Zhang Da menjalani kegetiran hidupbersama seorangAyah.
Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk bekerja, mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Disisi lain Ia harus tetap sekolah, namun ia juga harus mencari makan untuk diri dan ayahnya. Plus biaya pengobatannya.
Aktivitasnya saban hari Setelahpulang sekolah,iapun bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu, hingga petang hari. Hasil kerja sebagai tukang batu itulah yang ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk ayahnya.
Iapun pandai meracik obat tradisional dari dedaunan yang diperolehnya ketika melewati hutan antara, sepulang sekolah. Sehingga biaya pengobatan sedikit bisa terbantu. Tak jarang ia membopong Ayahnya ke WC, menyeka kotorannya dan juga memandikannya. Semua itu ia lakukan dengan penuh ketulusan atas nama sang ayah tercinta.
“Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupan ayahdan diriku.” Demikian ungkapannya saat menjawab utusan pemerintah yang datang mewawancarainya di suatu waktu.
Di lain kesempatan, dalam satu forum penganugerahan penghargaan dari pemerintah. Berkumpullah ribuan pasang mata yang ingin menyaksikannya. Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan bergengsi tersebut, sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara punmengajukan pertanyaan;
"Zhang Da, apa sebenarnya yang kamu impikan untuk kehidupan masa depanmu? Jika kamu ingin kuliah, dimana? dan berapa kira-kira uang yang kamu butuhkan? Sebutlah Apa yang kamu idamkan-idamkan.” Tanya sang MC menelisik.
Melihat Zhang Da hanya terdiam seribu bahasa atas pertanyaan itu, MC pun kembali menyulut keberaniannya. “Ayo nak, sebutkanlah apa yang kamu inginkan dalam hidupmu di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi ini, mereka bisa membantumu!"
Lagi-lagi Zhang Da hanya bungkam seribu bahasa. Namun tak berselang lama kemudian, dengan suara terbata-bata,iapun menjawab, "Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa cari makan sendiri, aku bisa membantu papa. Dan aku sudah bisa menghidupi keluarga, Mama kembalilah!"
Suasana tiba-tiba menjadi hening sesaat. Para peserta yang hadir pun spontan menitikkan air mata kaharuan. Tidak ada yang menyangka akan terlontarkalimat mutiara itu dari bibir mungilnya.Ia bukannya minta biaya pengobatan, pendidikan, deposito, atauberbagai permintaan yang berbau materi lainnya. Namun ia hanya ingin melihat kehadiran sunggingan kebahagiaan terlahir kembali ditengah-tengah keluarga dengan kehadiran ibunya.
Pertanyaannya,Bagaimana mungkin anak yang terbilang masih “bau kencur” itu, namun bisa hat-rick dalam tiga hal mendasar? Unggul dalam kemandirian yang melahirkan sifat pekerja keras, unggul dalam kepekaan empati, yang melahirkanrasa tanggung jawab, serta unggul dalam menyisihkan 1,3 Milyar lebih penduduk Cina, di sebuah ajang penghargaan bergengsi tersebut.
Kisah Zhang Da di atas, seolah ingin menunjukkan pada dunia, bahwa kedewasaan, kemandirian, empati dan kasih sayang, seringkali tidak di tentukan oleh usia fisik semata. So, mari didik anak kita untuk lebih pekah, lebih mandiri, lebih bertanggung jawab sejak di usia dini. Percayalah, kemampuan mereka kerap kali melampaui dari apa yang kita kira. Mereka adalah Masterpiece. Maha karya agung Tuhan dengan segenap multi talentanya. Kembangkanlah…!
Terima Kasih, Semoga Manfaat.
Related Posts:
Prinsip Sukses: Mulai Dari yang Akhir
Resolusi 2015: Ini Aksimu Mana Aksiku
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI