Pada tangga 12 Juni 1987 lahirlah sesosok anak yang sangat luar biasa di Argentina. Seiring dengan pertumbuhannya, boleh dibilang anak yang satu ini termasuk kerdil. Tubuhnya kecil dan dekil. Namun keinginannya untuk menjadi seorang expert di bidang olahraga sepak bola, jangan ditanya lagi.
Bayangkan! Sejak usia 5 tahun ia sudah fokus mengasah kompetensinya di bidang itu. Lihatlah betapa dininya ia mengintervensi DNA kesuksesannya. Alhasil, Tepat memasuki usia 17 tahun, ia sudah tergabung dalam jajaran elit Barcelona. Sekali lagi saya ulangi. 17 tahun ia sudah punya kelas bergengsi tersendiri. Siapakah dia? Yap, anda benar. Kita sedang membicarakan Lionel Andreas Messi, sang gelandang serang yang berbahaya.
Wao.. Bukan main torehan prestasinya. Mungkin sempat terbersit dalam hati kita untuk bertanya, “Mas Rahman, berapa yah pundi-pundi penghasilan untuk orang expert seperti ini?” Hmm… Kase tau ngga yah? He..he..he.. Agar anda tidak penasaran, saya sebut saja.
Beberapa tahun lalu, ia sudah memperpanjang kontraknya dengan pihak Barcelona, hingga tahun 2016 ini. Nilai kontrak pertahunnya memang cukup “wah..!” Yap, sekitar 31 juta Euro pertahun. Berapa nilai tersebut jika dirupiahkan? Jangan terkejut! Sekitar 400 Milyar rupiah pertahun. Itu artinya, penghasilan rata-rata perharinya, lebih dari satu miliar rupiah. Hmm…. Bukan main..!
Tapi jangan salah. Yang membuat saya takjub bukanlah penghasilannya, meski memang terbilang fantastik. Namun lebih dari itu, kemampuan Messi membuktikan bahwa: “Setiap anak adalah rancangan spesial Tuhan, dan spesial itu memiliki korelasi erat dengan bernilai fantastic” Itulah yang menginspirasi saya hingga menulis artikel ini.
Pertanyaan, mengapa sefantastik itu? Ya, itulah kekuatan bakat yang berhasil di deteksi sejak dini lalu disekolahkan dengan tepat. Berbicara tentang bakat, maka setiap anak terlahir tak satu pun yang alpa dari itu. Semua sudah disiapkan secara sepaket. Sejatinya, itulah yang terus disekolahkan, hingga mencapai derajad tertingginya bernama Expert.
So, bagi seoarang Parenting Coach (Parcoach) bijaklah dalam memaknai kata “SEKOLAH” secara holistik. Jangan mudah salah kaprah dan terjebak dalam arti sempit, seperti kebanyakan orang tua pada umumnya. Harus masuk A dulu, baru B, setelah itu C, dan seterusnya. Akhirnya sampai di Z, baru mulai memikirkan apa kompetensi yang di butuhkan untuk menjadi sang jawara kehidupan. Ini tentu keliru besar.
Sebagai seorang Parcoach haruslah mampu menemukan bakat terbaik anak sejak dini, lalu lakukan intervensi-terdesain. Sebab pada akhirnya itulah jalan hidup terbaik dari Tuhannya, yang bernilai high impact bagi diri dan kehidupannya kelak. Bagaimana caranya? Akan saya bahas dalam edisi berikutnya.
Akhirnya, Jika anda merasa bermanfaat pasca membacanya, mohon bantuannya untuk like dan share ya sobat. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Yuk gabung di: KOMUNITAS PARENTING COACH bagi yang belum. Insya Allah setiap hari saya akan berbagi pakem disana, bagaimana menjadi seorang Coach bagi anak, yang lebih baik dari waktu kewaktu.
Terima Kasih