[caption id="attachment_344576" align="aligncenter" width="491" caption="Sumber: Ilustrasi I http://www.familyworks.net/coaching/"][/caption]
Setelah menulis The 6 Step Coaching, Part 1kemarin, ada yang bertanya, Mas Rahman, Bagaimana kalau ortu sudah melakukan step 1, tapi anak justru pikirannya malah berubah-ubah terus? Dengan tersenyum sayapun berkata “Selamat mas, itu artinya anak anda sedang terkontaminasi dalam pusaran proses.” Memang ada space yang harus tersiapkan saat maupun pasca melakukan injeksi coaching.
Kadang sudah bisa ditemukan hasilnya pada ring 1, namun juga ada di ring 2. Tapi jika masih juga belum, maka tergetkan di ring 3 dan itu final. Pada ring 3 ini, anak sudah berada pada usia SMA, dan sedikit lagi mereka akan tinggal landas terbang menjelajahi dunianya yang lebih luas.
Jika memasuki ring 3 anak belum juga bisa mengakses profesi panggilan jiwanya dengan jelas, itu berarti anda melepaskan anak melakukan proses tinggal landas dengan landasan pacu pondasi yang memiriskan. Bergerak melaju tanpa kejelasan arah, hingga rentan mengalami “turbelensi” kehidupan. Jadi kuatkan kuda-kuda, pada kedua step sebelumnya.
STEP 3: Lakukan Uji Bakat
Jika pada step 2 anda sudah melihat persembahan anak berupa 10 tabel jenis profesi lengkap dengan skornya, dan dari situ ada 3 jenis profesi yang memiliki skor paling tinggi. Sebut saja itu adalah Fisika, Bola, dan Musik, dengan skor penilaian anak masing-masing 10. Maka sekarang saatnya orang tua melakukan proses uji coba kevalidannyadi lapangan. Bagaimana caranya?
Kursuskan ketiga skor paling tinggi itu dan perhatikan keselarasan skor dalam 3 komponen utama, meliputi:NPot, NKon, dan NKom
NP= NILAI POTENSI
NKon= NILAI KONSISTENSI
Nkom = NILAI KOMPENTENSI
Npot, Ditentukan oleh ANAK sendiri nilai sudah ada, Skor: 10. Nkon, ditentukan oleh ORTU, terkait seberapa “hanyut” anak saat melakukan aktivitas sepanjang masa uji bakat tersebut, Skor: ….Sedangkan Nkom, ditentukan oleh ahlinya dalam hal ini PELATIH atau gurunya, Nilai: ….
STEP 4: Gunakan Skala Prioritas
Jika sebut saja NP = 10, NKon = 10, dan NKom = 10, maka segeralah menukik. Range terbaik jika berada di kisaran9 - 10. Segera lakukan skala prioritas terkait investasi pendidikannya. Namun bagaimana jika NP 10, NKon = 6, dan NKom = 10Atau sebaliknya, NP = 10, NKon = 10 namun NKom = 6? Nah ini ada warning sebagai pesan yang sejatinya harus bisa dibaca oleh ortu. Ortu jangan mau terkecoh. Namun terkait yang ini, akan saya jelaskan jika ada yang penasaran, He..he..he..
Dalam lini apapun kalau anak mau jadi hebat haruslah menggunakan skala prioritas sejak dini, dengan komposisi perbandingan 80:20. Artinya, ortu harus berinvestasi 80% pada wilayah kekuatan anak, dan 20% pada wilayah kelemahannya, secukupnya asal sudah bisa capai nilai standar. Bukan sebaliknya seperti apa yang dilakukan oleh kebanyakan Ortu. Asal tahu saja bahwa tidak ada anak yang tidak punya kekurangan, namun ortu yang cerdas, adalahmereka yang mampu menggunakan skala prioritas dengan benar.
Step 5 dan 6, sebagai penutup akan saya bahas pada postingan selanjutnya.
Salam Metamorfosa…!
Rahman Patiwi
Praktisi Parenting dan Pemerhati Pendidikan
Related Posts:
The Six Step Coaching (Part 1)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H