Mohon tunggu...
Rahman Sidik
Rahman Sidik Mohon Tunggu... Guru - profil ini saya buat drengan sebenernya

Rahman Sidik lahir di Bogor, pada tanggal 26 September 1997. Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN Bojong Ciampea, lulus pada tahun 2009 dan melanjutkan Madrasah tsaniwiyah di Mts Darussalam Ciampea, lulus pada tahun 2012. Kemudian masuk Madrasah Aliyah di MA Aulia Cibungbulang sampai tahun 2014. Kemudian melanjutkan di MAN 2 Bogor, lulus 2015. Saat ini penulis menjadi salah satu mahasiswa aktif di UNINDRA semester 6 jurusan Pendidikan Fisika.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Remaja

3 Juni 2020   19:50 Diperbarui: 3 Juni 2020   19:50 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Cinta yang biasanya hanya memandang rupa. Cinta yang katanya cinta monyet. Cinta yang hanya digunakan sebagai tittle mempunyai pasangan. Itulah cinta pada saat remaja yang ku rasakan.

Pola pikir yang tak jauh sekarang, membuat cinta lebih sederhana. Cinta yang mengejar gelar hanya untuk di sombongkan kepada teman. Bahwa kita memiliki pasangan.

Kala itu belum terpikir sedikit pun ke jenjang pernikahan. Yang terpikir hanyalah senang -- senang dan kebahagiaan. Yang penting bersama. Tak pernah memikirkan ke jenjang yang lebi tinggi. Yang penting saat ini happy. Itu lah cinta pada opsi saat ku remaja. Belum betul mengerti mengenai cinta. Tapi tak berhati -- hati memainkannya. Terkadang kita tak dapat membedakan yang mana nafsu semata dan yang mana cinta.

Namun perjalanan yang kulihat kala itu sangatlah bahagia. Rayuan -- rayuan receh yang tak bermakna. Itulah kebahagiaannya. Gombalan yang ku anggap sekarang menjijikan namun menarik perhatian kala itu.

Jika mulai dekat dengan wanita. Kesombongan di utamakan. Semuanya sengaja di perlihatkan. Agar semua orang tau bahwa dia berpacaran.

Jika kita mengenang memories cinta saat remaja. Mungkin tak sedikit diantara kita merasa jiji mengingatnya. Merasa aneh dengan apa yang kita lakukan kala itu. yang membuat kita tersenyum -- senyum sendiri jika mengingatnya.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun