Mohon tunggu...
Rahmanizar Effendi
Rahmanizar Effendi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sedang belajar menjadi istri dan ibu yang baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dengan Demo, Aspirasi Kami Didengar

21 Juni 2013   16:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:38 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buruh Berdemo di bundaran Lippo Cikarang. Dok pri Bekerja di kawasan industri sudah tidak asing lagi dengan demo buruh. Sejak demo besar-besaran tahun 2010, dimana saat itu buruh menerobos masuk ke dalam tol, hampir tiap minggu saya disuguhi demo baik kecil maupun besar. Kabupaten Bekasi termasuk daerah industri yang besar dengan memiliki 7 kawasan industri, puluhan ribu pekerja dan 80 persen adalah pabrik. Maka, ketika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi mereka dan hal-hal mengelitik "perut" mereka, maka demo besar-besaran akan terjadi. Seperti gambar diatas, gambar tersebut saya ambil tadi siang, demo yang terjadi saat ini adalah akibat kenaikan BBM yang disinyalir akan segera terjadi karena sudah disetujui oleh sebagian besar anggota DPR. Apalagi, sehari setelah anggota DPR menyetujui RAPBN yang didalamnya mengenai kenaikan BBM, salah satu televisi swasta menayangkan wawancara dengan anggota DPR yang wajah ditutupi dan suaranya disamarkan. Dalam wawancara tersebut, dikatakan bahwa setiap anggota DPR diberikan 50-100 juta agar menyetujui kenaikan BBM dan total yang dikeluarkan Pemerintah sekitar 8 trilyun! Jumlah yang fantastis! Maka wawancara tersebut membuat mendidih rakyat kecil. BBM itu kan mengakibatkan inflasi, merugikan masyarakat kecil, kok malah disuap anggota DPR untuk menyetujui BBM naik.

13718070281064843419
13718070281064843419
Kemacetan di jalan tol Cikampek arah Karawang Akibat Demo Karena berkumpulnya para buruh di jalan raya, otomatis menyebabkan kemacetan yang tidak terkira. Bos saya sejak jam 9 pagi tadi terjebak di gerbang tol Cikarang Barat. Beliau tidak bisa keluar dari tol, karena jalan tertutup oleh para buruh yang memblokir jalan. Pabrik tempat saya juga disweeping sesudah istirahat siang tadi. Kami dipaksa untuk keluar dari pabrik dan ikut demo. Puluhan motor masuk ke pabrik kami, meraung-raungkan motor yang mereka kendarai dan klakson tak henti-hentinya berbunyi, sahut-sahutan. Ini yang saya tidak setuju dari demo ini, mereka memaksakan semua  buruh untuk keluar dari tempat mereka bekerja dan tidak melakukan aktivitas produksi. Semua pabrik di 7 kawasan industri disweeping, jika dihalang-halangi  masuk ke pabrik, mereka akan merusak fasilitas pabrik. Pagar didorong atau dilempari dengan batu. Untuk antipasi kerusakan terhadap pabriklah, maka pendemo diijinkan masuk ke dalam pabrik kami. Demo kan tidak harus turun di jalan, bisa saja dilakukan dengan menuangkan dalam tulisan seperti saya. Iya kan! Tapi ya itulah, dengan cara seperti ini yang sepertinya didengar oleh wakil rakyat. Padahal waktu Rapat RAPBN mengenai BBM, para mahasiswa seluruh Indonesia dan buruh-buruh sudah berkumpul di depan Gedung DPR, tapi apa hasilnya??? Mereka tidak peduli, BBM tetap naik.
137180804681769139
137180804681769139
Buruh yang disweeping, duduk-duduk di depan pabrik mereka Saya jadi ingat Des, 2010 sewaktu para buruh berdemo mengenai UMR yang diundur oleh APINDO, tol diblokir yang mengakibatkan macet total di Jakarta. Saat itu, Menteri Tenaga Kerja sampai turun tangan, bertemu dengan ketua Serikat Pekerja dan APINDO walaupun waktu itu sudah malam pukul 22.00. Pemerintah, dengarkan aspirasi kami. Jangan buat kami para buruh melakukan hal-hal anarkis. Salam buruh!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun