Mohon tunggu...
RAHMANIA FIRDAUS
RAHMANIA FIRDAUS Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa semester awal

Memiliki minat terhadap penelitian dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemenuhan Kebutuhan Gizi dan Peningkatan Perekonomian Produk Perikanan di Era Pandemi melalui Media Budikdamber

5 Oktober 2021   05:44 Diperbarui: 5 Oktober 2021   06:20 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar Belakang

       Pandemi Covid-19 memberi dampak yang luar biasa bagi kehidupan. Hampir semua lapisan masyarakat terkena imbasnya. Pembatasan aktivitas menjadi pemicu utama permasalahan, salah satunya yaitu permasalahan ekonomi. Perekonomian menjadi sektor yang terkena dampak luar biasa, banyak para pekerja yang dirumahkan, sektor usaha mengalami penurunan dan berakhir pada kebangkrutan. Menurut Hanna, R. dan B. Olken  (2020) survei daring (online) menyatakan bahwa peningkatan angka pengangguran paling tinggi terjadi di wilayah perkotaan. 55 persen laki-laki dan 57 persen perempuan yang sebelumnya bekerja melaporkan kehilangan pekerjaan setelah pandemi; peristiwa ini terjadi di semua sektor. Selain itu PPKm juga menyebabkan masyarakat tidak bisa dengan leluasa keluar rumah untuk membeli bahan makan. Akibatnya, kebutuhan pangan tidak bisa tercukupi dengan baik. Menurut Hanna, R. dan B. Olken  (2020) Survei daring menunjukkan bahwa kebutuhan pangan semakin tidak aman: 36 persen dari responden menyatakan bahwa mereka “sering kali” mengurangi porsi makan karena masalah keuangan.

   Menurut Saputri dan Rachmawatie (2020) Usaha yang dapat dilakukan untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, diantaranya adalah budidaya. Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan gizi di era pandemi, dapat dilakukan dengan membuat usaha budidaya seperti budidaya produk perikanan seperti ikan dan udang di rumah dengan menggunakan ember sebagai media budidaya. Budidaya ini disebut dengan budikdamber, budikdamber sendiri  tidak membutuhkan wilayah yang cukup luas, proses budidayanya mudah, dan biaya pengelolaannya sangatlah murah. Sehingga, dapat menjadi bisnis yang menguntungkan dan juga sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Budikdamber sebagai usaha alternatif di Era Pandemi

  Budikdamber bermula dari penelitian yang saya lakukan di Politeknik Negeri Lampung pada tahun 2015. Budikdamber merupakan singkatan dari budidaya ikan dalam ember. Budikdamber sendiri merupakan budidaya ikan ataupun udang dan tanaman yang dilakukan dalam satu wadah secara bersamaan. Untuk tanamannya sendiri diletakkan didalam cup plastik yang bawahnya diberi lubang, dikaitkan pada pinggiran ember dengn posisi sebagian dari cup tercelup kedalam air.  Jadi, dalam budikdamber sendiri terdapat dua kegiatan yaitu pertanian dan budidaya ikan.

   Dalam kegitan budikdamber sendiri mebutuhkan ember yang berukuran 80 liter dengan harga sekitar Rp 60.000, lalu diperlukan bibit ikan atau udang. Untuk bibit ikan sendiri diusahakan menggunakan ikan yang habitatnya pada kondisi air tidak mengalir, hal ini sangat penting mengingat penggunaan  ember sebagai media budidaya. Misalnya, menggunakan ikan lele maka dalam satu ember maksimal menampung 60 benih ikan lele yang diperkirakan harganya Rp 15.000 dan pelet ikan 3 kilogram dalam satu bulan dengan harga sekitar Rp 50.000. Sehingga, total biaya untuk memulai usaha budikdamber hanya sekitar Rp 125.000 .

   Untuk budidaya tanamannya sendiri bisa menggunakan tanaman seperti kangkung. Alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi, Benih kangkung sebanyak dua ikat dengan harga Rp 4.000, Cup plastik bekas  15 buah, arang kayu satu kantong sebagai media tanam dengan harga Rp 10.000, dan kawat sepanjang 3 meter dengan harga Rp 3.000. Sehingga, total biaya untuk budidaya tanaman ini hanya membutuhkan Rp 17.000 .

    Menurut Palada, M.C. dan L.C. Chang, Kangkung siap dipanen 30-45 hst, tergantung dari varietas dan tipe tanaman kangkung. Pemanenan dapat dilakukan beberpa kali dengan memotong 15-20 cm batang dari permukaan tanah seminggu sekali. Sedangkan ikan lele dapat dipanen dalam 2-2.5 bulan, perlu diketahui tingkat bertahan hidup (survival rate) ikan lele 40-100%.

   Dengan bermodalkan uang Rp 142.000 kita bisa mendapatkan banyak keuntungan. Jika, bisnis budikdamber dilakukan dengan serius maka bukan hanya kebutuhan pangan saja yang akan tercukupi namun juga bisa menjadi sumber penghasilan.

Pemenuhan kebutuhan gizi melalui budikdamber

   Kondisi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk mengurangi kegitan diluar ruangan, bahkan ada beberapa masyarakat yang kesulitan untuk membeli bahan makanan. Sedangkan, pada masa pandemi ini imunitas tubuh harus tetap terjaga. Menurut Asep A.H.S., Lantun P.D., Aulia, A. (2021) Salah satu cara meningkatkan imun tubuh yaitu dengan mengkonsumsi makanan berprotein. Sumber protein yang mudah dan murah yaitu bersumber dari hasil perikanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun