Mohon tunggu...
rahmania
rahmania Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNNES PRODI FISIKA

Haloo aku suka makan lohh, hehehe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Unnes Buat Kebun Bergizi Atasi Stunting (Kebas)

12 Desember 2022   17:58 Diperbarui: 12 Desember 2022   18:47 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stunting merupakan kondisi dimana tumbuh kembang anak tidak normal atau cenderung lambat. Hal ini disebabkan karena kurangannya asupan gizi yang didapatkan anak sejak masih dalam kandungan maupun ketika anak tersebut sudah lahir. Menurut data dari Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21) angka stunting di Kabupaten Temanggung mencapai 13, 11 persen dan naik menjadi 13,44 persen setelah diukur serentak kembali pada Februari 2022. Kenaikan angka stunting ini diduga karena adanya kenaikan jumlah anak dari tahun 2021 hingga tahun 2022. Kasus stunting ini terdapat di 30 desa dan paling banyak di Kecamatan Kandangan.

Desa Ngemplak merupakan salah satu desa di Kecamatan Kandangan yang masih terdapat kasus stunting. Melihat hal tersebut mahasiswa Universitas Negeri Semarang membuat program KEBAS (Kebun Bergizi Atasi Stunting) di setiap rumah guna menurunkan angka stunting. Program KEBAS pertama kali di sampaikan oleh mahasiswa UNNES Giat 3 dalam perkumpulan tim penggerak PKK di Desa Ngemplak. "Kebas ini merupakan suatu Gerakan nyata yang insyaallah akan berfungsi sebagai suatu program yang dapat menghilangkan angka stunting di Desa Ngemplak ini", ujar salah satu mahasiswa yang menyampaikan sosialisasi.

KEBAS merupakan program yang mewajibkan setiap rumah dapat memproduksi makanan bergizi sendiri. Adapun makanan bergizi tersebut berupa sayuran, buah-buahan, daging, ikan, dan lain-lain. Mahasiswa UNNES GIAT 3  Desa Ngemplak melakuakan penanaman berbagai sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, kacang panjang, tomat, cabai, dan lainnya. 

Tidak hanya sayuran, mahasiswa unnes juga membuat kolam yang akan diisi dengan ikan lele ataupun nila."Temanggung memiliki tanah yang subur sehingga rugi jika tidak dimanfaatkan dengan baik", ujar Mahendra salah satu mahasiswa. Saat ini mahasiswa UNNES telah menerapkan KEBAS Lahan Milik Ketua PKK Desa Ngemplak yang kemudian akan dikembangkan lagi ke berbagai titik milik kader PKK.

Dokpri
Dokpri

Selain menanam menggunakan media tanah, mahasiswa UNNES juga mensosialisasikan penanaman menggunakan media hidroponik. Media hidroponik merupakan salah satu terobosan untuk mengatasi permasalahan terkait dengan sempitnya lahan dan banyaknya unggas yang menyerang tanaman. Pada dasarnya, KEBAS ini mewajibkan setiap masyarakat untuk dapat memanen sayur sendiri untuk dapat dikonsumsi tanpa harus mengeluarkan biaya untuk membeli sayuran. Terkait dengan media tanam tidak harus menggunakan tanah tetapi disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar rumah. 

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Harapan kami dengan adanya program kerja KEBAS ini dapat mencegah serta menurunkan angka stunting di Desa Ngemplak dengan memberikan gizi terbaik untuk anak. Program KEBAS harus bisa dijalankan oleh setiap masyarakat agar dapat menjadi program yang maksimal. Pengentasan stunting harus segera dilakukan salah satunya yaitu dengan mewujudkan KEBAS per rumah warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun