Mohon tunggu...
Rahma Nia
Rahma Nia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semangat

Pejuang s1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anggota KKN RDR 77 Mengikuti Tradisi Weh-wehan dalam Penyambutan Maulid Nabi Muhammad Saw

28 Oktober 2021   09:38 Diperbarui: 28 Oktober 2021   12:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendal 18 Oktober 2021- Salah satu tradisi penyambutan maulid nabi Muhammad Saw yaitu tradisi "Weh-wehan" yang berada di kecamatan Kaliwungu, kabupaten kendal. Minggu (18/10/2021) sore.

Tradisi weh-wehan adalah tradisi yang saling memberi atau bertukar makanan dan berkunjung serta silaturahim kepada sanak saudara, kerabat, tetangga atau teman. Yang bertujuan sebagai bentuk wujud rasa syukur pada Allah SWT, serta mencari keberkahan dan syafaat Nabi Muhammad SAW. Kegiatan tradisi weh-wehan ini dilaksanakan pada waktu antara sesudah ashar sampai sebelum isya (disebut juga bodho maulud) karena dilaksanakan pada bulan maulud tepatnya pada malam tanggal 12 Rabiul awwal.

Tradisi weh-wehan yang dilaksanakan oleh masyarakat kaliwungu mengandung nilai-nilai kehidupan. Bentuk dari nilai tersebut adalah kegiatan silaturahim. Perwujudan silaturahim pada tradisi weh-wehan yang utama yaitu adanya sikap pemaaf antar tetangga, maka masyarakat dalam menjalin hubungan bertetangga dapat berlangsung dengan harmonis.

dokpri
dokpri
Kegiatan dari silaturahim tersebut merupakan bentuk utama dalam kepedulian sosial pada saat berlangsungnya tradisi weh-wehan. "Peran masyarakat pada kegiatan silaturahim yang ada pada tradisi weh-wehan ini yaitu masyarakat bisa saling menghormati, masyarakat bisa saling menerima pemberian yang diberikan oleh masyrakat lain, kemudian masyarakat bisa saling memaafkan dan mengikhlaskan." Ucap Ahya (salah satu warga Kaliwungu). Dengan demikian, pelaksanaan tradisi weh-wehan mendatangkan manfaat yang positif didunia ataupun diakhirat. Maka tradisi weh-wehan ini perlu dipertahankan untuk menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun