Mohon tunggu...
Farabi Ghozali
Farabi Ghozali Mohon Tunggu... wiraswasta -

penulis lepas,terus menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jebreet, Dulu Bergelimangan Harta, Sekarang Bergelimangan Derita!

19 November 2013   06:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:58 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

dahulu kala,hidup suatu keluarga yg dikarunia bergelimpangan harta. hidup bagaikan di istana apapun yang di inginkan ada. emas,perak,sawah,ladang,tanah yang luasnya berhektar-hektar ,sungguh tak terhitung lagi jumlahnya. namun sungguh sangat disayangkan keluarga itu memang kaya tapi terkenal bakhil bin medit alias pelit kuadrat.

pada suatu waktu ,ketika keluarga itu sedang melaksanakan makan pagi, dengan segala menu makanan yg disajikan, tentunya lazizzz jiddan( uenak poullll), datanglah seorang pengemis. dengan baju lusuh,kumel,tampak tambalan dimana-mana mengetok.

" tok.....tok....tok..... permisi....permisi"  pengemis dengan suara agak parau, teriak,sambil menahan rasa lapar

" pa....kayaknye ada orang ngetok pintu tuh...." tanya istri orang kaya itu kepada suaminya.

" iye mah, papi denger juga,ada orang ngetok pintu. Coba sono mami tengok...barangkali ada pa Rt datang"

" iye pa...,aye tengok dulu "

tak lama kemudia sang istripun keluar menemui pengemis itu. sesampainya di pintu depan, lalu dibukakanya pintu itu, lalu ia bertanya kepada orang yang ada di depan itu.

" bapak siape ya? , ada perihal apa datang kesini?"

" wahai nyonya, aku lapar sekali.... sudah dua hari belum makan....aku lapar....berikan aku makan walau sedikit ...!!!!"

" sungguh malangnya nasibmu, sebentar,tunggu disini,,,kan ku ambilkan makanan untukmu" nyonya itu menjawab dengan nada agak kaget khas orang latah.

" baik nyonya,.."

karena rasa iba yang mendera sang istri itu, lalu dengan langkah kaki cepat,setengah berlari dia menuju kedalam rumah. dia ingin mengambil makanan untuk di berikannya kepada pengemis itu.

" ada apa sih mah,? kok kelihatannya buru-buru amat"

" gak apa-apa kok,pa"

"ngapain kamu mau ambil makanan banyak-banyak"

" kagak,ntuh ada pengemis d depan,,,,buat diye"

" kagak boleh, makanan tetep disini,,,,,,emang siapa dia,,,,,, dikasih makanan gratis...ntar ngelonjak lagi"

" aduh pah.....kasian kali,,,,,orang itu belum makan dua hari,,, kasihan dikit kenapaaa"

" KAGAK!!!! sekali kagak ya kagak.! mana orangnya, biar babe labrak dia..."

dengan muka masam,kayak orang kesetanan babe langsung nyamperin tuh pengemis....

" eh tong....ngapain loe dimari... emang kagak kerja loh"

" pak kasihani saya,,,,,saya belum makan dua hari"

" eh tong,,,,,dengerin ya.....didunia ini kagak ada yang gratis....apa-apa kudu bayar. mau kencing aja bayar apalagi mau makan,,,,emang situ punya duit berapa????"

" kasihani saya pak.....saya lapar.....kasih saya makan>>>"

" gak ada makanan buat loe.....kalau mau makan sono.... di warteg sana....bukan disini ...disini kagak bukan warung makan...."

dengan nada keras lelaki itu menghardik pengemis itu,lalu mengusir pengemis itu. dengan perasaan galau yg sangat,sedih pilu dan sakit hati, pengemis itu pergi meninggakan rumah itu. dalam hati dia berdoa suatu saat nanti dia tak kan meminta-minta lagi. cukup hina rasanya di cacimaki lalu di usir .

hari berganti hari,bulan berganti bulan,tahun berganti tahun. orang kaya itu karna keseringan main judi,hartanya  sedikit demi sedikit terkuras. Tiap hari kerjaannya maen judi ,sampek istri di rumah dianggurin.sudah itu, tiap main kalah melulu. kalau sudah begitu pelampiasannya minum-minuman,mabok. pulang dalam keadaan mabok istrinya jadi pelampiasan kekesalan. tiap kalah, pulang kerumah ,marah kepada istrinya tanpa sebab. dipukulah istrinya. kejadian itu tak sekali.berkali-kali siksaan itu menimpa istrinya.

tak tahan dengan perlakuan suaminya, istrinya pun menggugat cerai, lalu pulang kerumah orang tuanya. akhirnya orang kaya itu  semakin frustasi karna ditinggal oleh istri.tambah galau dia. tiap hari hartanya dihabiskan untuk berfoya-foya. judi ,mabuk menjadi aktivitas sehari-hari. Utangpun dimana-mana. Bertumpuk-tumpuk pula.  hingga akhirnya harta yang berlimpah ruah itu ,ludes habis tanpa sisa.

sementara itu ,pengemis yang di usir tadi, kini tak minta-minta lagi. sadar akan perbuatan meminta-minta itu sesuatu yang hina, bahkan di larang agama. Dia pun memutuskan  meninggalkan pekerjaan meminta-minta tersebut.  Kini ia mulai berdagang. makin hari dagangan yang ia jual ,makin laris. tiap hari dia menambah barang dagangannya ,dan semakin merauk untung banyak sipengemis tadi. lambat laun diapun akhrinya menjadi orang sukses dengan memiliki toko dimana-mana. sang pengemis itu kini telah menjelma menjadi seorang hartawan,dermawan pula.

sebaliknya sikaya tadi akibat,terlalu berfoya-foya,silau dengan bergelimpangan harta, akhirnya jatuh kedalam nestapa. kini harta sepeserpun tak ada,bahkan istripun tak punya. sungguh malang nasibnya. akibat berfoya-foya.

orang yang dulunya miskin ,kini hidupnya berkecukupan ,bahkan lebih . harta -melimpah tak membuat ia lupa akan asal-usulnya. Dia mafhum,bagaimana kehidupan seorang tanpa apa-apa. Makanya dia kini menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu kalangan tidak mampu,disekitar tempat ia berada. simiskin itupun kini mempunyai seorang istri yang cantik jelita. keduanya pun bahagia merajut mahligai pernikahan nan indah.

ketika sepasang suami-istri baru itu,sedang bersendau gurau, tiba-tiba datang di hadapannya seorang yg lusuh,pakaiannya dekil,serta memakai topi caping yg tampak reot. orang itu pun hanya merunduk tak berani menatap kedua pasang suami istri itu.

" tuan, berikan aku makan" gumam oranag yg lusuh ,memelas itu.

" ni wahai pak tua, makanan sekedar untuk penghapus rasa laparmu"

" terimakasih tuan,semoga amal perbuatan tuan di balas oleh Alloh"

" ia, sudah sepantasnya,kita sesama saling menolong"

orang tua itupun berlalu meninggalkan rumah itu, dengan membawa makanan yang di tangannya. tampak ada rasa penyesalan yang dalam . dia teringat masa lalunya. dia merasa menyesal telah menyia-nyiakan hartanya dulu. kini nasi telah menjadi bubur. apalah arti sebuah penyesalan. dulu bergelimpangan harta kini meratap nasib hidup bergelimpangan derita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun