Aturan main parkir yaitu seseorang meninggalkan kendaraan, maka harus bayar parkir. Banyak orang menyiasatkan, jika membawa teman boncengan, maka akan diminta menunggu di kendaraan saja agar tidak bayar parkir.Â
Minimarket juga sering menjadi korban juru parkir liar, meskipun telah diberi banner bertuliskan parkir gratis. Tetap saja, juru parkir liar tidak kenal takut, bahkan berani menutup tulisannya. Tidak heran, banyak adu mulut mengingat manajemen minimarket sudah mengatakan gratis, tetapi malah diminta uang parkir. Wajar saja, banyak yang menghindari juru parkir ketika ingin ke minimarket dan lebih memilih mencari yang tidak ada.
Apakah Perlu Standar Operasional Prosedur Juru Parkir?
Tanggapan saya terkait keluhan masyarakat terkait juru parkir liar sebenarnya bisa ditertibkan atau diberikan pelatihan agar ditempatkan sebagai juru parkir resmi. Salah satunya, seragam khusus dan ID card perlu digunakan agar masyarakat semakin percaya.Â
Kemudian, mereka diberikan rasa tanggung jawab untuk menjaga kendaraan agar siap mencegah hal yang tidak diinginkan. Kendaraan lecet karena kesenggol atau jatuh, dan hilangnya helm dapat dicegah jika juru parkir mengawasi dengan baik.
Setelah stigma kental yang dikaitkan terhadap juru parkir, ada juga juru parkir yang teladan patut dijadikan contoh. Curiga jika juru parkir ini love languagenya act of service hahaha.Â
Mereka merapikan posisi kendaraan, mencegah helm basah pakai plastik, menaruh kardus di atas jok biar tidak panas, dan paling penting menahan laju kendaraan di jalan. Nah kalo gini, mau diberi lima ribu juga worth it. Sudah seharusnya, juru parkir dijalankan sebagai simbiosis mutualisme, saling menguntungkan.
Mungkin, juru parkir perlu mempunyai standar operasional biar lebih terorganisir dan jelas dalam memberikan komando. Coba tengok paguyuban pedagang nasi goreng, mereka saja saling bertukar informasi. Barangkali, juru parkir juga perlu menetapkan harga yang sesuai di masing-masing wilayah.Â
Misalkan saja parkir kendaraan roda dua, jika di restoran ditetapkan dua ribu atau parkir saat event besar ditetapkan lima ribu. Jadi, tidak ada perbedaan yang menimbulkan kecurigaan pengendara.
Perkembangan teknologi juga dapat digunakan juru parkir yaitu membayar via QRIS. Aplikasi ini menjadi solusi bagi pengendara yang tidak memiliki pecahan kecil. Masyarakat berusaha mengerti perparkiran yang menyebalkan sambil berharap ke depannya lebih baik karena volume kendaraan akan terus meningkat. Daripada kesal karena parkir, lebih baik naik transportasi umum ga sih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H