Mohon tunggu...
Abdurrahman Darojat
Abdurrahman Darojat Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pembelajar

Menulislah untuk masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prahara Golkar Hal yang Lumrah

22 Agustus 2024   15:11 Diperbarui: 22 Agustus 2024   15:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gonjang ganjing Partai Golkar akhirnya berakhir dengan terpilihnya Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Golkar. Mantan bendahara umum PB HMI dan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ini terpilih secara aklamasi dalam Munas Partai Golkar 21 Agustus 2024 di Jakarta. Sebagaimana diketahui, Airlangga Hartarto mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar secara mendadak pada hari minggu 12 Agustus 2024 kemarin yang membuat suhu politik memanas. Timbul banyak asumsi yang mendorong mundurnya Airlanngga, salah satu asumsinya adanya tekanan kuat dari eksternal Partai yang tidak bisa diredam. Namun demikian, Airlangga berkilah mundur dengan alasan untuk focus menjadi Menteri perekonomian dan juga untuk menjaga keutuhan partai menjelang suksesi pemerintahan baru Prabowo-Gibran.

Prahara dalam partai golkar pasca reformasi merupakan hal yang lumrah, Namun hebatnya, Partai Golkar masih mampu bertahan sebagai partai besar. Partai Golkar yang diasosiasikan dengan Orde Baru, tidak tumbang seiring dengan tumbangnya Orde Baru Soeharto. Akbar Tanjung mantan ketua umum Partai Golkar dalam bukunya The Golkar Way: Survival Partai Golkar di tengah turbulensi Politik Era Transisi menjelaskan bahwa keberhasilan partai golkar dalam mempertahankan marwah partainya sebagai partai besar pasca tumbangnya patron utamanya Soeharto dikarenakan kecanggihan politik dari kader-kader golkar. Partai Golkar selalu berada di barisan pendukung pemerintah pasca reformasi dan selalu diperhitungkan pengaruhnya dalam pemerintahan.

Salah satu kebesaran partai golkar ditandai dengan banyaknya faksi-faksi di dalamnya. Banyaknya faksi dalam partai golkar di satu sisi memberi keuntungan dengan semakin beragamnya kader yang dimiliki namun disisi lain jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan konflik internal yang bisa berujung dengan lahirnya partai baru sempalan Golkar seperti Gerindra, Nasdem,dan Hanura. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Bahlil Lahadalia, namun Bahlil memiliki patron dan mentor politik yang berpengaruh yaitu mantan Ketua Umum Golkar seperti Akbar Tanjung dan M Jusuf Kalla yang sama-sama memiliki background sebagai aktivis HMI sehingga bisa menjadi modal penting dalam menjaga soliditas partai. Waktu yang akan berbicara bagaimana sepak terjang Bahlil dalam mengelola Partai Golkar ke depannya. Namun dengan kelincahan dan kelenturan Bahlil dalam bermanuver seperti khasnya politisi-politisi Golkar lain, Partai Golkar sepertinya masih tetap menjadi besar secara kekuatan dan pengaruh dalam kancah politik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun