Mohon tunggu...
Abdurrahman Darojat
Abdurrahman Darojat Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pembelajar

Menulislah untuk masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi Penting, Figur Capres Lebih Penting

3 Mei 2023   15:22 Diperbarui: 3 Mei 2023   15:27 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semalam, Presiden Jokowi mengumpulkan ketua umum partai politik pendukung pemerintahan minus Partai Nasdem di Istana Negara. Tentu tema utama pertemuan para ketua umum partai politik tersebut tidak jauh dari pembahasan Pilpres 2024. Pasca ditetapkannya Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, konstelasi politik semakin menghangat. Terlebih lagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah menyatakan dukungan secara terbuka kepada Ganjar Pranowo padahal masih tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar dan PAN yang belum memutuskan siapa calon Presiden yang akan diusung oleh koalisi sehingga menarik bagaimana keberlanjutan koalisi ini setelah "ditinggal" oleh PPP.

Presiden Jokowi memiliki kepentingan agar proyek pembangunannya dilanjutkan oleh pengganti yang diinginkannya sehingga akhir-akhir ini bisa dilihat bagaimana langkah dari Presiden Jokowi mengumpulkan para Ketua Umum Partai Politik pendukung pemerintah. 

Pertemuan semalam di istana negara seakan seperti babak lanjutan dari pertemuan sebelumnya di kantor PAN yang mendesain format koalisi besar untuk pemenangan PIlpres 2024. Apabila kembali diadakan pertemuan kembali para Ketua Umum partai politik pendukung pemerintah bisa jadi terjadi pembahasan yang sangat alot menyangkut capres dan cawapres yang akan diusung mengingat saat ini hanya PDI-P sendiri yang bisa mencalonkan calon presiden tanpa perlu koalisi dengan partai lain.

Tercatat saat ini tiga ketua umum partai politik pendukung pemerintah memiliki ambisi untuk menjadi calon presiden yaitu Prabowo Subianto dari Gerindra, Airlangga Hartarto dari Golkar dan Muhaimin Iskandar dari PKB. Bisa jadi Partai Gerindra dan PKB yang tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya pada akhirnya merealisasikan koalisinya dengan bersepakat mengusung calon presiden dan calon wakil presiden yang disepakati katakanlah Prabowo Subianto dari Gerindra dan Muhaimin Iskandar dari PKB atau calon yang lain. tentunya berimplikasi membuyarkan keinginan Presiden Jokowi agar terbentuk koalisi besar. Walaupun sebenarnya harapan besar dari Presiden Jokowi yang selama ini sudah beredar di publik adalah pasangan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Pemenang pilpres secara langsung bagaimanapun juga tidak ditentukan oleh semakin banyaknya dukungan yang diberikan oleh partai-partai politik tetapi justru ditentukan  seberapa besar daya magnet figur calon Presiden yang mendapat perhatian atau memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi di mata masyarakat. berkaca pengalaman Pilpres tahun 2004 dan tahun 2014, dimana SBY yang berhasil memenangkan Pilpres 2004 tidak didukung oleh koalisi besar partai politik dan Jokowi yang berhasil memenangkan Pilpres 2014 juga tidak didukung koalisi besar partai politik, seyogyanya semua partai politik yang berkontestasi dalam Pilpres 2024 memiliki kesadaran bahwa semua calon presiden memiliki peluang yang sama untuk menang Pilpres terlebih lagi pilihan calon presiden sudah berkerucut menjadi tiga calon presiden yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang mendapat penilaian publik tinggi dari lembaga survei kredibel seperti SMRC, Indikator Politik Indonesia dan LSI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun