Fenomana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kerap terjadi, perempuan sering menjadi korbannya. Kasus KDRT ini terus terjadi berulang-ulang kali, apa yang terjadi sebenarnya?
Kekerasan terhadap perempuan karena efek samping dari ketidaksetaraan posisi gender ini di masyarakat, perempuan selalu dinomorduakan, perempuan dianggap sebagai objek dan tidak lagi punya kebebasan.Â
Perempuan di konsumsi sebagai pelayan seksual dan rumah tangga. Kekerasan terhadap perempuan di serap masyarakat setiap harinya melalui budaya dan industri seks/pornografi.
Platform media sosial, televisi, film, musik dan pornografi menjadi media penyebaran ide-ide seksisme dan kekerasan yang mendegradasi posisi perempuan.
Kekerasan terhadap perempuan menjadi mudah diterima dan terjadi di keluarga. Keluarga yang dianggap sebagai surga kini berubah mengerikan seperti neraka.Â
Ketidaksetaraan gender, ide-ide seksisme yang berkembang, tekanan pekerjaan, tekanan ekonomi dan tekanan masyarakat. Hal tersebut terakumulasi menjadi bom waktu yang bisa kapan saja meledak dan mengakibatkan kekerasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H