Pengangguran memang salah satu hal yang sangat sulit diatasi di Indonesia, menurut data IMF tingkat pengangguran di Indonesia itu 5,2% dan tertinggi di ASEAN. Pengangguran di Indonesia bukan hanya soal tidak balancenya antara angkatan kerja dan lapangan kerja. Pengangguran adalah masalah sistemik dan structural tapi persoalan ini sering diatasi secara sektoral oleh pemerintah.
Pengangguran benar terjadi karena ketidaktersediaannya lapangan pekerjaan, pengangguran juga disebabkan oligaki dan para pejabat korup kita hanya membagi kue ekonomi hanya untuk kepentingan pribadi dan lingkaran mereka saja.
Oligarki dan para pejabat korup menggunakan sumber daya alam secara serampangan mi memuaskan ambisi mengakumulasi kekayaan mereka. Kita bisa lihat dari waktu ke waktu bahwa oligarki dan para pejabat korup ini tidak pernah benar-benar memperhatikan kehidupan rakyat banyak. Mereka hanya peduli dengan bisnis dan kekayaan mereka. Para oligarki ini membajak demokrasi dan menggunakan slogan-slogan untuk rakyat demi memuluskan ambisi mereka.
Belum lagi, inovasi teknologi yang kian hari mencemaskan, dimana robot bisa menggantikan peran dan kerja manusia dibeberapa industri untuk meningkatkan produktivitas.Â
Pengangguran juga dianggap sebagai cadangan tenaga kerja, Indonesia yang mengalami bonus demografi pasti akan mengalami cadangan tenaga kerja yang berlebih dan ini bisa menimbulkan upah yang rendah.Â
Masalah pengangguran ini sering diatasi dengan subsidi kepada rakyat tetapi pada akhirnya uang itu harus kembali ke masyarakat dalam bentuk pemungutan pajak.Â
Sirkulasi ini terus berulang-ulang dan pada akhirnya membuat utang kita membengkak, padahal kita punya sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama, tapi hal ini sulit dilakukan jika pemerintah kita hanya menjadi kaki tangan para oligarki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H