Bisakah sejenak kita berbicara jujur? Pernahkah kita lelah dengan hidup yang kita jalani? Pernahkah kita merasa sakit, kecewa, takut, putus asa, dan menderita sehingga ingin mengakhiri hidup? Mungkin kita pernah merasakannya.Â
Jika hal ini kondusif untuk diungkapkan maka semua orang akan terbuka untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Masyarakat seringkali menganggap mereka yang bunuh diri sebagai orang yang kesehatan mentalnya terganggu. Sehingga bagi mereka yang punya keinginan bunuh diri diarahkan untuk ke Psikolog atau ke Psikiater untuk cek kesehatan mentalnya. Kita tidak mencari tahu penyebab atau akar masalah yang lebih holistik kenapa orang tersebut melakukan hal tersebut.
Orang bunuh diri disebabkan sistem yang menindas. Kita hidup didunia yang tidak menghargai kehidupan kecuali "sumber daya" yang bisa diekstraksi dan dieksploitasi demi keuntungan.Â
Dimasyarakat kapitalis ini semua hal hanya sebagai komoditas belaka. Kapitalisme menjebak kita dalam siklus monoton dari hari ke hari. Kapitalisme juga mengubah interaksi masyarakat menjadi indiidualis yang semulanya kolektivis.
Tingkat bunuh diri juga meningkat dibawah kapitalisme akibat eksploitasi alam dan manusia. Dibawah kapitalisme tidak ada jaminan kehidupan yang layak.
Jika kita ingin orang tidak bunuh diri maka kita perlu bersama-sama mengubah dunia menjadi lebih baik dan lebih adil untuk semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H